Kisah Kakek Mualaf yang Selalu Bukakan Pintu untuk Pengunjung Mal, Kuasai Tiga Bahasa

Laki-laki yang dulunya beragama Katolik ini juga menceritakan sedikit latar belakang tentang keluarganya.

Editor: Ardhi Sanjaya
Magang/Anneke Herlin Chatrilisna
Ferry Taufik Hidayat (76) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Renta dan bukan pegawai di pusat perbelanjaan tempatnya menjadi pembuka pintu keluar bagi pengunjung.

"Silahkan, hati-hati di jalan ya," sapa Ferry Taufik Hidayat kepada pengunjung yang keluar dari pintu kaca yang dibukakannya.

Tangan keriput lelaki berusia 76 tahunh itu selalu memgang gagang pintu yang terbuat dari stenlis.

Setiap ada pengunjung yang jalan mengarah keluar, Ferry selalu sigap membuka pintu tersebut.

Tubuh bungkuk serta rambut yang tak lagi hitam, membuat banyak orang iba kepadanya.

Ferry bukan pegawai, petugas keamanan atau bahkan pelayan pembuka pintu di pusat perbelajaan seberang Tugu Kujang itu.

Meski demikian, Ferry mengaku selalu berdiri di pintu itu setiap hari.

"Saya kerja disini setiap hari. Berangkat dari rumah pukul 03.30 WIB terus ngopi dulu di warung deket Damri, kadang suka ketiduran disitu. Terus sambil nunggu Botani buka, duduk di pinggiran Atm BNI situ," ujarnya.

Keramahan Ferry tak melulu membuat pengunjung mall acuh.

Ayah dua anak itu sering kali mendapat belas kasihan.

"Tadi ada yang kasih Rp 50 ribu, yaa saya mah ga minta tapi kalau ada yang ngasih ya saya terima aja," ujarnya sambil memperlihatkan uang tersebut.

Diusianya yang sudah renta, ternyata Ferry bukan tak memiliki kemampuan lain.

Ferry Taufik Hidayat (76)
Ferry Taufik Hidayat (76) (Magang/Anneke Herlin Chatrilisna)

Keturunan Indo Belanda itu fasih berbahasa asing.

"Saya bisa tiga bahasa, yaitu Inggris, Jerman dan Belanda, karena dulu juga orangtua saya orang Belanda. Saya juga sering jadi tour guide di Kebun Raya Bogor, tapi sekarang lagi gak musim banyak turis," katanya.

Laki-laki yang dulunya beragama Katolik ini juga menceritakan sedikit latar belakang tentang keluarganya.

Dirinya memutuskan untuk masuk Islam saat menikah dengan sang istri.

Mamah nya adalah orang kebangsaan Belanda, dan Ayah nya adalah WNI tetapi diadopsi dengan orang Belanda.

Ia hidup bersama dua orang anak dan istrinya.

Istrinya mempunyai warung dan sering berjualan combro hasil buatannya sendiri.

Anak perempuannya bernama Farah sudah menikah dengan Anggota DPRD.

Ferry Taufik Hidayat (76)
Ferry Taufik Hidayat (76) (Magang/Anneke Herlin Chatrilisna)

Lalu anak laki-lakinya, Mario, dulu bekerja sebagai tukang bangunan tetapi sekarang sudah menjadi RT.

Di umur nya yang sudah berkepala tujuh ini, ia sudah memiliki banyak pengalaman bekerja di berbagai tempat.

"Saya dulu pernah bekerja di Batam, Tanjung Pinang, Bangka Belitung, Jawa, dan Bali," ungkap laki-laki yang tinggal di Cilibende ini.

Bahkan, kakek yang memiliki tiga orang cucu dan tiga orang cicit ini pun mengaku pernah bekerja di Singapore sebagai bellboy, dan di Malaysia di perkebunan kelapa sawit.

(MAGANG/Anneke Herlin Chatrilisna)

-------------------

Ikuti Berita Terkini Bogor !

Like Fanpage: TRIBUNnewsBogor.com

Follow Twitter: @TRIBUNnewsBogor

Instagram: @tribunbogor

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved