Aliran Sungai di Bawah Jembatan yang Ambruk Sudah 'Sakit'

Sungai Cipamingkis yang mengalir dibawah Jembatan adalah sungai yang sakit, artinya rawan terjadi erosi.

Penulis: Raymas Putro | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TribunnewsBogor.com/ Raymas Putro
Bupati Bogor, Nurhayanti melakukan peninjauan ke Jembatan Cipamingkis, Jonggol 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Raymas Putro

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, JONGGOL - Bupati Bogor, Nurhayanti meninjau Jembatan Cipamingkis, Jonggol, Kabupaten Bogor yang mengalami ambruk.

Nurhayanti tidak sendiri, dia didampingi beberapa pimpinan Muspida dan kepala dinas, termasuk Danrem 061/Suryakencana Kolonel Inf Mirza Agus.

Di lokasi jembatan yang menghubungkan wilayah Jonggol dan Cariu, Nurhayanti mendapatkan penjelaskan dari Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Yani Hasan dan Aji Gunari Kepala Sub Unit Kota dan Kabupaten Bogor Bina Marga dan Pengairan Jawa Barat.

Menurut Aji Gunari, Bina Marga dan Pengairan Jawa Barat sudah berencana melakukan penguatan di Jembatan Cipamingkis.

"Minggu depan pengumuman tendernya," katanya kepada TribunnewsBogor.

Selain itu ia menambahkan bahwa Sungai Cipamingkis yang mengalir dibawah Jembatan adalah sungai yang sakit, artinya rawan terjadi erosi.

Karena menurutnya sekitar 20 km Sungai Cipamingkis memiliki kecuraman hingga 9 meter.

"ketika hujan deras terjadi akan mengikis lalu menyebabkan amblasnya jembatan," tambahnya.

"Saya sebenarnya sudah berkordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Jawa Barat terkait sungai Cipamingkis," pungkasnya.

Sementara itu ia juga menjelaskan hasil riset dan pemeriksaan tim Gubernur Jawa Barat bersama Kepala Balai Wilayah 1 Dinas Binamarga Jawa Barat, terdapat beberapa hal soal rencana perbaikan jalan yang juga disampaikan dalam kunjungan itu. Antara lain :

1. Jembatan akan direhabilitasi secara total atau menyeluruh. Mengingat kerusakan jembatan pada badan jalan dan tiang penyangga cukup parah, serta telah terjadi pergeseran kemiringan sampai 40 cm.

2. Untuk pengerjaannya kemungkinan akan membutuhkan waktu yang cukup lama, diperkirakan lebih dari 6 bulan.

3. Diperlukan jalur alternatif untuk menuju Kecamatan Cariu dan Cianjur.

4. Dengan panjang Jembatan 100 meter persegi, lebar 7 meter persegi, dan ketinggian 20 meter persegi, maka diperkirakan akan membutuhkan biaya sekitar Rp 250 miliar.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved