Breaking News

Kecelakaan Maut di Puncak

Warga Dengar Suara Tangis dan Lihat Bola Api Sebelum Kejadian Kecelakaan Maut di Cipanas

Mak Acih juga menceritakan saat sehari sebelum kejadian ada hal aneh yang tak lazim dilihat dan dengarnya.

Penulis: Damanhuri | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TribunnewsBogor.com/Damanhuri
Lokasi kecelakaan maut di Desa Ciloto, Kecamatan Cipanas, Cianjur 

Ketika itu, Masitoh menggunakan transportasi angkot untuk bisa sampai ke kediaman temannya di daerah Kabupaten Cianjur.

Namun di tengah perjalanannya, dia memutuskan untuk turun dari angkot dan meminta temannya untuk menjemput dirinya.

"Karena kan macet, jadi Masitoh turun dan telepon temannya minta dijemput," ujar sahabat Masitoh, Emi Hamida (49) kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (30/4/2017) di RSUD Cimacan, Cianjur.

Saat Masitoh hendak turun dari angkot, insiden tragis pun menimpa dirinya.

Ketika itu, lanjut Emi, tiba-tiba satu unit bus dari arah Bogor menuju Cianjur hilang kendali yang pada akhirnya terjadi tabrakan beruntun.

"Di situ, angkot yang dinaiki Masitoh ikut tertabrak, dan menewaskam beberapa orang termasuk Masitoh," paparnya.

Emi pun tak menyangka bila insiden maut tersebut turut menewaskan sahabatnya sejak SMA.

Foto semasa hidup korban kecelakaan di Puncak, Siti Masitoh
Foto semasa hidup korban kecelakaan di Puncak, Siti Masitoh (Istimewa)

"Sedih banget setelah mendegar kabar duka ini, saya itu dekat sama dia (Masitoh) sering main bareng," ungkapnya seraya mengusap air mata.

Rekan Siti Masitoh, korban meninggal tabrakan maut di Puncak Cianjur
Rekan Siti Masitoh, korban meninggal tabrakan maut di Puncak Cianjur (TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika)

Lebih jauh Emi mengatakan, bahwa Masitoh merupakan sosok yang baik hati dan riang.

Namun, dirinya mengungkapkan, bahwa ada yang sedikit berbeda dengan sikap yang ditunjukan Masitoh sejak beberapa hari terakhir.

Malahan, Emi sempat dibuat bingung atas tulisan-tulisan Masitoh yang diposting di akun media sosial Facebook milik Masitoh.

Beberapa waktu lalu, kata Emi, Masitoh menuliskan kalimat yang sulit untuk dipahami.

Masitoh menuliskan kalimat 'rindu tak tersampaikan, dan 'hulang-huleung teu puguh, kudu k mana nya indit' yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia 'bengong tidak karuan, harus pergi ke mana'.

"Jujur, saya tidak mengerti maksud dari tulisannya, tidak seperti biasanya, dan itu baru kemarin dia menulisnya," urainya dengan mata berlinang.

Emi pun mengaku sangat berduka atas kepergian sahabatnya itu.

"Ya semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya, saya hanya bisa mendoakannya, dan jujur masih tak menyangka atas kejadian yang menimpa Masitoh," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved