Ricigent, Deterjen Ramah Lingkungan Terbuat Dari Lidah Buaya dan Jarak

Proses pembuatan deterjen cair diawali dengan mereaksikan saponin dari ekstrak lidah buaya dengan MES dan KOH pada suhu 60-70o C diaduk.

Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Humas IPB

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Selain untuk dikonsumsi, ternyata tanaman lidah buaya juga bisa digunakan untuk bahan pembuatan deterjen.

Hal itu dibuktikan oleh sekelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB).

Mereka yang terdiri dari Refika Aulia Paradita bersama rekan tim PKMPE (Program Kreatifitas Mahasiswa, Penelitian) yaitu Priscilia Dana Mentari, Rangga Apriliyanto, Prakasa Yuda Pratama dan Zuru Finatul Kusna terdorong untuk menciptakan deterjen ramah lingkungan dengan memanfaatkan saponin dan minyak jarak.

Selama ini, penggunaan deterjen yang menggunakan bahan kimia berpotensi mencemari lingkungan.

Langkah tesebut mereka tuangkan dalam program PKMP dengan judul “Ricigent (Ricinus Communis Detergent), Deterjen Ramah Lingkungan Menggunakan Substitusi Minyak Jarak Sebagai Antibakteri”.

"Ricigent dibuat dari bahan-bahan yang tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. Deterjen ramah lingkungan ini memaanfatkan lidah buaya dan minyak jarak sebagai zat antibakteri," kata Refika.

Lanjutnya, dalam lidah buaya terdapat komponen aktif yaitu saponin yang mempunyai kemampuan untuk membunuh mikroorganisme. Saponin berfungsi sebagai pembersih dan memiliki sifat antiseptik.

Saponin memiliki karakteristik berupa buih, sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok, maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama.

Kadar saponin dalam lidah buaya sekitar 5,651% per 100 gram.

"Zat yang ingin diambil yaitu ricin yang berasal dari minyak jarak. Ricin ini berfungsi sebagai antibakteri. Sementara itu, MES (metil etil sulfonat) dari minyak jarak berfungsi menurunkan tegangan antar muka dan saponin penghasil busa dari daging lidah buaya," terangnya.

Mereka menggunakan biji jarak yang berasal dari Lampung.

Proses pembuatan deterjen ini diawali dengan pembuatan saponin dari lidah buaya dan dilanjutkan dengan pembuatan deterjen (ricigent).

Untuk membuat 1 liter deterjen dibutuhkan 40% saponin, aquadest 55%, minyak jarak 5%, dan KOH 5 gram serta pewarna makanan dan biang parfum secukupnya.

Proses pembuatan deterjen cair diawali dengan mereaksikan saponin dari ekstrak lidah buaya dengan MES dan KOH pada suhu 60-70o C diaduk.

Pengadukan terus sampai homogen kemudian ditambahkan aquades, pewarna makanan dan biang parfum.

“Untuk mengetahui kualitas ricigent, kami mencuci baju yang kotor dan terekena noda dengan menggunakan ricigent. Hilangnya kotoran dan noda pada pakaian serta pakaian menjadi harum maka kami simpulkan bahwa kualitas dari ricigent baik untuk digunakan,” ujar Refika.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu teknologi tentang deterjen ramah lingkungan dengan menggunakan substitusi minyak jarak dan saponin sebagai antibakteri.

Sehingga, orang-orang bisa beralih dari pemakaian deterjen yang merusak lingkungan ke deterjen ramah lingkungan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved