Banyak yang Hamil Dilluar Nikah Jadi Penyebab Ibu Nekat Buang Bayinya
banyaknya kasus pembuangan bayi di Kota Bogor menjadi pekerjaan rumah (PR) semua pihak
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Soewidia Henaldi
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, KOTA BOGOR - Banyaknya kasus orang tua membuang bayi yang baru dilahirkan mengundang komentar dari anggota DPRD Kota Bogor dan Kriminolog.
Menurut anggota DPRD Kota Bogor dari Komisi D Adityawarman, bayi yang dibuang ibunya biasanya tidak diharapkan kelahirannya.
"Kebanyakan bayi itu dibuang karena lahir diluar nikah," ujarnya, Rabu (16/8/2017).
Adityawarman menjelaskan, banyaknya kasus pembuangan bayi di Kota Bogor menjadi pekerjaan rumah (PR) semua pihak untuk lebih menguatkan ketaatan masyarakat pada nilai-nilai agama dan hukum positif.
"Saya termasuk orang yang masih percaya bahwa ikatan suci pernikahan merupakan pondasi dalam membentuk keluarga dan masyarakat yang kuat dan sejahtera, pemerintah juga mempunyai banyak peran dalamnya," katanya.
Baca: Miris ! Dalam Waktu 3 Bulan, 4 Kasus Pembuangan Bayi Terjadi di Kota Bogor
Terkait dengan hal itu, DPRD Kota Bogor berinisitif untuk membuat Perda ketahanan keluarga agar para keluarga di Kota Bogor sehat kuat dan sejahtera
"Kita harapakan juga kedepan kebijakan anggaran bisa memperkuat ketahanan keluarga, intinya kedepan pemberdayaan keluarga harus diperkuat," ujarnya.
Sementara itu secara terpisah, Kriminolog Adrianus Meliala mengatakan, banyak kasus pembuangan bayi biasanya didahului dengan menghilangkan nyawa bayi tersebut.
Baca: Bocah Teriak Boneka Sambil Tunjuk Selokan, Ternyata Ada Bayi Dibuang Orangtuanya
"Makanya itu disebut infanticide, hal yg selalu muncul adalah kemiskinan, lalu selanjutnya muncul rasa malu pada keluarga kaya, bisa jadi ada rasa malu namun tidak perlu sampai ke tahap membuang bayi," katanya.
Menurutnya, banyak langkah yang bisa dilakukan pemerintah daerah untuk mengantisiapasi kejadian tersebut tidak terulang kembali.
"Karena awalnya adalah kemiskinan, maka dengan program peningkatan kemampuan ekonomi masyrakat kejadian tersebut bisa dikurangi, apalagi bila didukung dengan program peningkatan kualitas pendidikan umum maupun pendidikan seksual," katanya.(*)