Pelajar Tewas
Begini Awal 'Tradisi' Tarung Gladiator Hingga Memakan Korban Siswa SMA Kota Bogor
Maria menerangkan bahwa, aksi berkelahi satu lawan satu itu sudah menjadi tradisi di tempat putranya bersekolah.
Penulis: Mohamad Afkar Sarvika | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Mohamad Afkar Sarvika
TRIBUNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Istilah tarung gladiator belakangan ini banyak diperbincangkan masyarakat terutama di Kota Bogor.
Adanya kasus perkelahian satu lawan satu antar pelajar sekolah SMA di Kota Bogor yang menewaskan siswa SMA Budi Mulia Bogor disinyalir menjadi awal dari ramainya istilah tarung gladiator di kalangan masyarakat.
Ketika itu, curhatan seorang orang tua murid SMA Budi Mulia Bogor, Maria Agnes di media sosial Facebook mengenai kematian putranya akibat terlibat dalam perkelahian menjadi viral.
Tulisan yang mengisahkan kronogis hingga pasca kejadian itu dipostingnya pada Senin (12/9/2017) lalu.
Baca: Kronologi Kematian Korban Gladiator, Alami Organ Hati Robek dan Pendarahan di Perut
Maria bercerita bahwa ketika itu putranya yang bernama Hilarius Christian Event Raharjo itu dipaksa berkelahi dengan salah satu siswa SMA Mardiyuana Bogor.
Dalam perkelahian tersebut, Maria menjelaskan putranya yang saat itu duduk di kelas 10 mendapatkan pukulan beberapa kali dan tubuh bagian ulu hatinya diinjak oleh lawan kelahinya.
"HILARIUS di adu spt binatang di arena sorai sorai anak MY dan BM...meninggal sebentar krn dlm kondisi jatuh di tarik kakinya di injak ulu hati nya...jantung nya di injak...mata memutih...Hila berusaha bangun dan saat Sakratul Maut kejang2...di pukul di bagian kepala 6 kl pukulan di kepala dan Hila meninggal di tkp...di lapangan smu negeri 7 indrapasta bogor..," tulis Maria dalam keterangan postingannya.
Maria menerangkan bahwa, aksi berkelahi satu lawan satu itu sudah menjadi tradisi di tempat putranya bersekolah.
"Biasanya disebut bom-boman, atau tarung gladiator tanpa senjata yang ditonton banyak orang, tradisi itu sudah ada sekira tahun 2000-an," katanya kepada TribunnewsBogor.com, Jumat, (15/9/2017).
Baca: Heboh ! Beredar Video Siswi SMA Lakukan Gladiator, Diduga Sedang Jalani Kaderisasi
Ia pun mengaku tak menyangka, putra pertamanya itu menjadi korban tradisi tarung gladiator.
Tak ayal, dirinya pun ingin semua pelajar yang terlibat dalam tradisi tersebut mendapatkan hukuman dari pihak yang berwajib.
"Sebenarnya kejadiannya akhir Januari 2016, ketika itu saya menolak diautopsi sehingga kasus ini terkesan sudah selesai, walau beberapa pelaku sudah dikeluarkan dari sekolah saya ingin semua yang terlibat juga dihukum," jelasnya.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa, bukan tanpa sebab dirinya menceritakan semua kisah mengenai kematian Hila hingga memohon bantuan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Facebook.
Melalui postingan tersebut, dirinya berharap orang nomor satu di Indonesia itu bisa membantu menyelesaikan kasus pembunuhan yang menimpa putranya itu.
"Jadi kan katanya kalau tidak autopsi tidak bisa diberikan hukuman, saya orang awam, makanya saya minta kepada Pak Jokowi untuk memutuskan, karena surat pengakuan dari pelaku dan saksi itu sudah banyak, kenapa harus dilakukan autopsi, anak saya sudah cukup menderita," terangnya.
Kasus tersebut memang terkesan telah selesai lantaran orang tua korban tidak menerima bila putra pertamanya itu menjalani autopsi.
Namun, rupanya belakangan ini orang tua Hilarius berubah pikiran menginginkan adanya penindakan hukum terhadap para pelaku yang terlibat dalam kasus tersebut.
Polisi pun langsung membuka kembali kasus lama tersebut setelah mendapatkan persetujuan untuk melakukan autopsi.
Menurut Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Ulung Sampurna, dari hasil autopsi oleh Tim Forensik Polda Jabar, ditemukan adanya kekerasan benda tumpul di pelipis kiri dan robek pada bagian organ hati.
Baca: Polisi Tangkap 4 Pelaku Duel Gladiator, Ini Peran Masing-Masing Tersangka
"Pada organ hati robek 4 sentimeter sehingga terjadi pendarahan di dalam rongga perut," jelas Ulung kepada wartawan, Kamis (21/9/2017) di Mapolresta Bogor Kota, Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor.
Saat ini, pihaknya telah mengamankan empat tersangka kasus duel 'gladiator' yang menewaskan siswa SMA Budi Mulia Bogor, Hilarius Christian Event Raharjo.
Keempat tersangka yang diantara berinisial BV, HK, MS, dan TB ditangkap di tempat berbeda, pada Rabu (20/9/2017) kemarin.
Atas kesalahannya, keempat tersangka dijerat Pasal 80 jo 76c Undang-undang (UU) nomor 35/2014 tentang perubahan UU 23/2002 tentang perlindungan anak.
"Karena masih di bawah umur maka kami mengikuti UU perlindungan anak," tukasnya.