Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Peneliti IPB Kendalikan Penyakit Diare Pada Sapi dengan Antibodi Imunoglobulin

Secara umum, diare disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi dengan bakteri, parasit dan virus.

Pixabay
Sapi 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Salah satu kendala yang dialami oleh peternak sapi adalah gejala klinis berupa diare.

Diare pada suatu organisme dapat menyebabkan organisme tersebut kehilangan sebagian cairan tubuhnya, dehidrasi dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Secara umum, diare disebabkan oleh makanan yang terkontaminasi dengan bakteri, parasit dan virus.

Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian tentang pengendalian diare menggunakan bahan antibodi yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan virus berupa imunoglobulin.

Tujuh peneliti IPB yakni Anita Esfandiari, Sus Derthi Widhyari, Bayu Febram, Retno Wulansari, Leni Maylina, dan Arief Purwo Mihardi dari Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi dan Sri Murtini peneliti Departemen Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner,  Fakultas Kedokteran Hewan, melakukan riset terkait diare pada sapi.

Anita Esfandiari menjelaskan bahwa, Imunoglobulin merupakan protein yang diproduksi oleh sel plasma dan limfosit yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh makhluk hidup.

Imunoglobulin terbagi atas Imunoglobulin A, Imunoglobulin G, Imunoglobulin M, Imunoglobulin D, dan Imunoglobulin E. Jenis Imunoglobulin yang digunakan pada penelitian ini adalah Imunoglobulin G (IgG).

"Imunoglobulin G (IgG) merupakan antibodi yang berperan sangat penting dalam melawan infeksi virus dan bakteri dalam tubuh," ujarnya.

Aplikasi imunoglobulin G (IgG) yang diberikan melalui pakan mengalami kendala, karena IgG sangat sensitif terhadap lingkungan saluran pencernaan.

Imunoglobulin G yang masuk ke dalam saluran pencernaan akan mudah rusak karena bersentuhan langsung dengan enzim-enzim yang terdapat pada saluran pencernaan.

Sensitifnya IgG tersebut membutuhkan perlakuan dengan pemberian lapisan berupa mikroenkapsulasi yang diharapkan mampu melindungi IgG kolostrum agar tidak mudah rusak oleh pengaruh lingkungan yang terdapat dalam saluran pencernaan. 

Sehingga menurut Anita, dibutuhkan penelitian terkait pemberian lapisan berupa mikroenkapsulasi kolostrum anti ETEC (enterotoksigenik Escherichia  coli).

"Tujuan penelitian ini meliputi pembuatan dan evaluasi mikrokapsul tersalut kitosan-alginat, mengandung IgG anti ETEC yang berasal dari kolostrum sapi untuk keperluan imunoterapi pasif kasus diare akibat kolibasilosis. Induk sapi bunting diinjeksi subkutan dengan vaksin Escherichia coli," ujar Anita.

Mikrokapsulasi dibuat dengan bahan penyalut kitosan-alginat menggunakan metoda ekstruksi. 

Anita menjelaskan bahwa, mikrokapsul alginat-kitosan mampu melindungi IgG dari pengaruh enzim saluran pencernaan, sehingga berpeluang untuk dapat digunakan sebagai pembawa IgG untuk aplikasi pemberian pakan dengan baik.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved