Hidup Sebatang Kara di Gubuk, Warga Bogor Sambung Hidup dengan Beri Makan 35 Kambing
Saat ini hanya mengharapkan belas kasihan dari para tetangganya sejak empat bulan lalu lantaran sakit-sakitan.
Penulis: Damanhuri | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Diusianya yang sudah sangat senja kini Nenek Tiyem tak bisa menikmati masa tuanya.
Hidup sebatang kara di rumah tak layak huni (RTLH) di Kampung Curug RT 04/02 Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor membuat nenek Tiyem mesti banting tulang untuk terus menyambung hidup.
Saat ini hanya mengharapkan belas kasihan dari para tetangganya sejak empat bulan lalu lantaran sakit-sakitan.
Sejak ditinggal mati suaminya 30 tahun lalu, nenek Tiyem menghuni rumah petakan yang berlokasi di Kampung Curug RT 04/02 Kelurahan Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
"Saudara nenek sudah meninggal semua, anak juga engga punya," kata Nenek Tiyem saat ditemui dikediamananya oleh Tribunnewsbogor.com, Senin (20/11/2017).
Nenek Tiyem mengatakan, rumah yang saat ini ia huni merupakan hasil usaha saat ia kerja di Jakarta dulu.
Namun, sejak suaminya sakit-sakitan hingga meninggal dunia, ia pun memutuskan untuk pulang kampung.
Sejak saat itu, berbagai upaya dilakukan demi bisa menyambung hidup hingga kuli mencari rumput untuk kambing warga Jakarta yang dititipkan kepadanya.
"Saya kuli ngarit (mencari rumput) untuk 35 kambing milik orang Jakarta," katanya saat bercerita.
Dalam sebulan, ia mendapatkan upah sebesar Rp 500 ribu dari kuli mencari rumput untuk makan 5 kambing-kambing tersebut.
"Uangnya sebagian buat makan dan sisanya saya kumpulin," tambahnya.
Uang yang telah terkumpulpun ia belikan emas sebagai tabungan ia dihari tua.
Namun nahas, emas yang ia punya itu hilang dicuri orang saat akan ia gunakan untuk kebutuhan hidupnya.
"Perhiasan emas lima gram ilang semua ada yang ngambil, engga tau siapa," katanya.
Sejak empat bulan terakhir, tubuh nenek Tiyem semakin lemah dan mulai skait-sakitan.
Bahkan, rumahnya dengan luas tanah sekitar 50 meter itu tampak nyaris roboh.
Tak jarang ia meras kedinginan lantaran air hujan masuk kedalam rumah petakannya itu yang hanya ada duaruangan yaitu kamar dan dapur yang menyatu menjadi rungaan tamunya.
Rupanya, kondisi yang dialami nenek Toyem didengar langsung oleh kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi Maryoto hingga langsung mendatangi rumah nenek tiyem untuk memberikan bantuan dengan merombak rumah milik nenek tiyem yang datang didampingi langsung oleh kapolres Bogor, AKBP Andi M Dicky.
Jendral bintang dua itupun langsung melakukan peletakan batu pertama sebagai langkah awal dimulainya perbaikan rumah milik nenek Tiyem.
"Alhamdulillah ada yang mau bantu nenek, semoga pahalanya dibalas langsung oleh Allah SWT. Nenek cuma mau bilang terimaksih sudah mau datang kesini," kata nenek tiyem.
Sementara itu, Kapolda Jabar, Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengtakan, ia memang punya program untuk membantu sesama diseluruh jajaran Polda Jabar.
"Kami engga ada target untuk membantu, saya cuma imbau kepada jaran masing-masing Polres se-Polda Jabar untuk segera berkordinasi jika memang ada warga miskin yang membutuhkan bantuan," ucapnya usai melakukan peletakan batu pertama disekitar rumah nenek Tiyem.
