Imlek 2018

Bergaya Nyentrik, Begini Kisah Japra Sang Perantau dari Palembang Hingga Mengabdi di Vihara Bogor

Japra mengaku berasal dari palembang yang merantau ke Bogor untuk mengadu peruntungan saat usianya maish sangat muda.

Penulis: Aris Prasetyo Febri | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Aris Prasetyo Febri
Japra 

Laporan Wartawan TribunNewsBogor.com, Aris Prasetyo Febri

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH – Sosok pria dengan perawakan kurus ini pasti sudah tidak asing lagi dilihat oleh warga yang datang ke Vihara Dhanagun, Kota Bogor.

Pria yang akrab disapa Japra (66) pasti sering terihat terlebih saat perayaan hari besar Tionghoa yang berlangsung di Vihara Dhanagun.

"Sudah 46 tahun saya bantu-bantu disini," ujar Japra kepada Tribunnewsbogor.com, Jumat (16/2/2018).

Pria berkulit sawo matang ini memang berpenampilan cukup nyetrik.

Kepala bagian atasnya dibiarkan botak pelontos namun dibagian belakangnya memiliki rambut cukup panjang  hingga sampai sebahu.

Meski usianya sudah tidak muda lagi, namun Japra mempunyai semangat yang cukup tinggi untuk bisa menghidupi anak dan istrinya dirumah.

"Saya mah semangat, yang penting dipercaya karena kepercayaan itu mahal," kata pria dengan janggung dikepang kebawah itu.

Japra mengaku berasal dari palembang yang merantau ke Bogor untuk mengadu peruntungan saat usianya masih sangat muda.

Di Bogor, saat itu ia tidak punya sanak saudara sehingga seringkali tidur di area vihara Dhanagun sehingga dikenal oleh para pengurus vihara pada mas itu.

Tanpa disangka, pengurus vihara pun menawari pekerjaan kepada Japra untuk bekerja di dalam Vihara Dahangun saat ia masih berusia 20 tahun.

Dari situ, ia mulai bekerja untuk membersihkan lingkungan vihara dan mendapatkan upah yang cukup untuk membeli keprluannya sehari-hari di tempat perantauannya.

Meski sempat merasa malu karena saat itu usianya masih sangat muda, namun ia mencoba menepiskan perasaan itu.

"Ada rasa malu kalau dilihat teman apalagi yang cewek, tapi ada yang semangatin saya, dia bilang yang penting bekerja," imbuhnya.

Pria yang mengaku beragama Islam itu tidak canggung meski bekerja ditempat ibadah umat Tionghoa.

Bahkan ia tertarik dengan pola pemikiran warga tionghoa yang dikenal mahir dalam berusaha dan mengatur keuangan.

"Saya baru paham ternyata baik, jadi gimana warga Tionghoa mengatur keuangan, mematuhi orang tua, bekerja keras dan semacamnya," kata Japra.

Saat ini Japra tinggal di daerah Dramaga, Kabupaten Bogor bersama istrinya.

Ia juga telah dikaruniai enam orang anak hasil pernikahan dengan sang istri.

Japra mengatakan dirinya saat ini berdagang di Pasar Suryakencana untuk membiayai anak bungsunya yang masih sekolah.

Ia juga sempat menceritakan perjalanan kelamnya ketika masih menjadi muda dulu.

Ia sempat terjerumus ke dunia hitam seperti berjudi, mabuk hingga menjadi pereman pasar.

"Sejak di tegur terus sama istri dan anak perempuan, saya perlahan mulai tinggalkan itu," tutur kakek yang saat ini telah memeiliki sepuluh orang cucu tersebut.

Pada perayaan tahun baru Imlek 2569 ini Japra dipercaya kembali menjadi pengurus acara.

Rupanya Japra merasa nyaman tinggal di Bogor dan berbakti di Vihara Dhanagun.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved