Dapat Tawaran Umroh Usai Niat Donor Mata untuk Novel Baswedan, Juru Parkir Terbentur Urusan Ini
Tawaran itu datang usai dirinya berniat donorkan mata untuk Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, GUNUNGPUYUH -- Juru parkir di Kota Sukabumi, Kusuma Hartanto (50) alias Sanchoz mendapat tawaran untuk pergi umroh.
Tawaran itu datang usai dirinya berniat donorkan mata untuk Penyidik Senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
"Jadi ceritanya ada yang baca soal saya di media online terus dia share ke grup keluarga, terus disuruh, cari Sanchoz kita umrohin, gitu," ungkapnya ketika dihubungi TribunnewsBogor.com, Sabtu (24/2/2018).
Ia juga mengatakan bahwa keluarga besar tersebut merupakan keluarga Ketua Kadin Kota Sukabumi.
Hingga ia pun mengaku sudah dihubungi oleh keluarga tersebut rencananya akan diberangkatkan umroh pada 6 April 2018 mendatang.
Namun ia mengaku masih bingung karena masih memikirkan biaya kuliah anak satu-satunya yang belum bisa ia lunasi.
"Tapi saya juga masih nego, gimana gitu kalo biaya umroh dikasihkan aja ke rupiah untuk biaya anak saya, kuliah, jadi beasiswa, karena anak saya sekarang kuliah bayarannya aja telat belum lunas," katanya.
Ia mengaku kesehariannya sebagai juru parkir hanya bisa mendapat penghasilan paling tinggi Rp 100 ribu itu pun kadang-kadang di saat sedang beruntung.
Ia menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena lapak parkir tempat ia bekerja harus dibagi dengan juru parkir lain sehingga ia bekerja hanya beberapa jam saja dalam sehari.
Akan tetapi, ia mengaku bahwa ia sangat ingin mengkuliahkan anak satu-satunya itu dan bisa menjadi sarjana sesuai impiannya beserta istri.
"Ya saya sehari kan jadi juru parkir, kalo cuaca memungkinkan, dapat Rp 100 ribu aja sehari udah top-top banget. Penghasilan uang seribuan, dua ribuan, sementara pengeluaran anak berjuta-juta, jomplang," katanya.