Breaking News

Tempat Relokasi PKL Puncak Masih Sepi Pembeli, Pedagang Ultimatum Kembali ke Pinggir Jalan

Royadin mengatakan dia berjualan di kawasan itu sejak pembangunan pertama di bulan November 2017.

Penulis: Aris Prasetyo Febri | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunNewsBogor.com/Aris Prasetyo Febri
Rest Area Semesta Puncak, Kabupaten Bogor 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Aris Prasetyo Febri

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CISARUA – Rest Area Semesta yang menjadi penampungan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Raya Puncak KM 77 kini hampir ditinggalkan oleh semua pedagangnya.

Dari pantauan TribunnewsBogor.com, lebih dari tujuh lapak dibagian dalam area terlihat kosong dan dibiarkan begitu saja.

Hanya sejumlah padagang yang berada di dekat jalan raya yang masih tetap berjualan di lokasi itu.

"Sekarang sepi mas banyak yang ninggalin tokonya, balik lagi jualan di jalanan," ujar Royadin (52) pedagang buah dan tape peyeum di Rest Area Semesta, Minggu (11/3/2018).

Royadin mengatakan dia berjualan di kawasan itu sejak pembangunan pertama di bulan November 2017.

"Saya dipindah ke sini sama pemerintah ya saya ikut, tapi ternyata sepi begini," ungkap Royadin.

Menurutnya, belum banyak warga atau wisatawan yang datang ke Rest Area Semesta untuk membeli di warungnya.

Sehingga mengakibatkan dagangannya kadaluarsa dan membusuk sebelum terjual kepada pembeli.

"Boro-boro mau dapet untung, balik modal aja enggak bisa, malah rugi dagangannya busuk semua itu," ungkap Royadin kepada TribunnewsBogor.com.

Berkaitan dengan pernyataan Royadin, seorang PKL lainnya, Deni (44) mengatakan sepinya kawasan Rest Area Semesta disebabkan karena tingginya biaya sewa yang ditetapkan kepada para PKL.

"Sekarang PKL harus membayar Rp 750 ribu dengan jaminan Rp 750 ribu, jadi total pertama bayar itu Rp 1,5 juta, kan orang jadi mundur untuk ambil sewa, apalagi liat kondisinya sepi begini," ujar Deni.

Deni mengatakan para PKL telah bermusyawarah bersama Pemerintah Kabupaten Bogor dan pihak terkait seperti PHRI dan Taman Wisata Matahari untuk menemukan solusi permasalahan tersebut.

Akan tetapi Deni mengatakan, belum ada titik temu diantara masing-masing pihak hingga saat ini.

"Kita minta jalan tengahnya, ya sudah PKL bayar sewa Rp 500 ribu sebulan tapi lokasi ini harus ramai pengunjung," kata Deni.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved