2 kasus Pemobolan Bank Pelakunya Orang Asing, Pakai Kunci Hotel Hingga Tinggal di Rumah Rp 5 Miliar
Dari kedua kasus tersebut, para pelakunya sama-sama orang asing dan menggunakan modus yang sama yakni skimming
Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Kasus pembobolan tabungan nasabah melalui ATM kini tengah menghantui banyak orang.
Kemarin, puluhan tabungan milik nasabah BRI di Kediri dibobol hingga mengalami kerugian ratusan juta rupiah.
Tercatat Ada 84 nasabah yang mengalami pembobolan.
Selain di Kediri, pembobolan uang nasabah juga terjadi di Bali.
Dari kedua kasus tersebut, para pelakunya sama-sama orang asing.
Baca: Anaknya Dibanting di Acara Televisi, Ibu Ayu Ting Ting Kesal Hingga Berikan Komentar Ini
Simak fakta-fakta soal 2 kasus pembobolan uang nasabah bank yang dirangkum TribunnewsBogor.com.
1. Nasabah Bank BRI Dibobol
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, pembobolan ATM BRI di Kediri, Jawa Timur, diduga dilakukan oleh sindikat.
Menurut dia, kemungkinan besar oknum orang dalam bank juga turut andil memuluskan kerja sindikat tersebut.
"Ini kemungkinan ada oknum di bank itu terlibat. Saya masih mengatakan kemungkinan karena ini masih pendalaman," ujar Setyo di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat.
Nasabah yang menjadi korban kian bertambah.
Saat ini tercatat korban mencapai 84 orang yang terdiri dari 33 orang dari cabang BRI Ngadiluwih dan 51 orang lainnya dari cabang BRI Purwokerto.
Baca: Sedih, Dylan Sada Ternyata Pernah Coba Bunuh Diri dan Jadi Korban Kekerasan Seksual Ayah Kandungnya
Setyo mengatakan, saat ini kepolisian masih menyelidiki untuk menghimpun bukti dan keterangan. Dengan demikian, diketahui konstruksi hukumnya untuk diproses lebih lanjut.
"Ini sedang diteliti apakah saat memasukan ATM atau dalam sistemnya diselewengkan," kata Setyo.
"Pelakunya oknum, bukan melibatkan institusinya. Dia tahu sistemnya, kemudian mainkan sistem," lanjut dia.
2. metode Skimming
Pembobol Uang Nasabah BRI Kasus tersebut diduga kuat terkait dengan kejahatan perbankan dengan metode skimming, yakni pencurian data nasabah dengan menggunakan perangkat yang dipasang di mesin ATM.
Sebelumnya, belasan nasabah bank BRI Unit Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, kehilangan uang tabungannya secara misterius.
Uang tabungan milik nasabah itu tiba-tiba berkurang dengan variasi antara Rp 500.000, Rp 4 juta, bahkan ada juga yang mencapai Rp 10 juta.
Baca: Dirut PD Dharma Jaya Berjuang Demi Pangan Murah Hingga Undur Diri, Beda Seperti Gubernur Yang Lama
PT BRI meminta nasabah dan masyarakat tidak panik terkait kabar adanya kasus pembobolan dana nasabah.
BRI memastikan akan bertanggung jawab apabila ada nasabah yang dirugikan akibat kejahatan perbankan dengan metode skimming.
3. Pelaku Orang Romania dan Hongaria

Kasubdit Resmob Dit Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Aris Supriono mengatakan, empat pembobol uang nasabah Bank BRI merupakan warga negara asing.
"Pelaku bernama Caitanovici Andrean Stepan, Raul Kalai, Ionel Robert Lupu dari Romania; dan Ferenc Hugyec dari Hongaria," ujar Aris di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (16/3/2018).
Ia mengatakan, satu pelaku lainnya berasal dari Bandung, yakni Milah Karmilah.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, penangkapan komplotan ini dilakukan setelah polisi melakukan penelusuran selama satu minggu.
Baca: Tangis Haru Pecah Saat Pemakaman Mina Basaran, Putri Konglomerat Turki Yang Tewas Kecelakaan Pesawat
"Lima orang ini ditangkap di sejumlah lokasi berbeda. Ada di D' Park Serpong, Hotel Grand Serpong, dan Hotel De Max Lombok Tengah," ujar Argo.
Dihubungi terpisah, Kanit IV Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKP Rovan Richard Mahenu mengatakan, para pelaku memulai aksinya sejak tahun 2017.
"Mereka ini beraksi dari Juli 2017, mereka membuat skimmer dan pendukung lainnya. Kemudian mereka memasangnya di berbagai ATM di sekitar wilayah Bali, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, dan Jakarta," kata Rovan.
Dari sejumlah perangkat itulah, para pelaku mendapatkan data nasabah yang kemudian digandakan ke dalam kartu ATM kosong.
Tribun sempat mendatangi rumah yang dipakai lima pelaku pembobol dana nasabah di Bohemia Vilage 1 Nomor 57 Serpong Tangerang Selatan.
Harga rumahnya ditaksir sekitar Rp 5 miliar.
4. Pembobolan Uang Nasabah di Bali

Petugas Ditrektorat Reskrimum Polda Bali terus mengembangkan pemeriksaannya terhadap tiga warga negara (WN) Turki yang ditangkap pada Jumat (9/3) atas kasus bobol data ATM para nasabah.
Hasil pemeriksaan, sudah ada ribuan data nasabah yang dibobol pelaku jaringan internasional ini.
Tiga pelaku sindikat pembobolan data nasabah bank ini adalah Dogan Kimis (43), Mehmet Ali Mantes (31) dan Tayfun Koc (36).
Direktur Ditrektorat Reskrimum Polda Bali, Kombes Sang Made Mahendra Jaya menyatakan, ketiga tersangka menggunakan tekhnik raouter (mengambil data nasabah) dalam menjalankan aksinya.
Namun, hasil curian itu belum ditentukan berapa total kerugian para nasabah. Pihaknya masih melakukan pengecekan data di dalam komputer milik para tersangka.
"Untuk kerugian masih didalami di labfor. Yang pasti mereka melakukan pencurian data nasabah dengan modus skimming," ucap Mahendra, Senin (12/3/2018) dikutip dari Tribun Bali.
5. Dikendalikan di Turki
Mahendra menyebut, pengendalian pencurian ini dikendalikan dari Turki. Ketiga tersangka merupakan tersangka dalam kejahatan yang beraksi di beberapa negara.
Bahkan dugaannya mencapai ribuan nasabah bank yang datanya sudah dicuri dan saldonya dibobol oleh pelaku.
Ribuan nasabah yang datanya sudah dibobol pelaku ini berasal dari Indonesia seperti daerah Bali, kemudian Thailand dan Malaysia.
Ketiga tersangka ini masing-masing berperan mulai dari survei, memasang raouter serta memindahkan data nasabah.
Kemudian, data yang didapat akan dikirim ke jaringannya di Istanbul, Turki. Setelah data sampai di Turki, kemudian dilakukan pengolahan dan dikirim ulang ke para tersangka.
Usai masuk lagi ke para tersangka, tersangka Dogan ini memasukan data kembali ke laptop.
6. Pakai Kunci Hotel
Dari situ dicocokan nomor PIN, dan data nasabah dimasukan ke kartu kunci elektrik pintu kamar hotel dengan menggunakan writercoder.
PIN para korban ini didapat lantaran pelaku sudah memasang alat perekam di mesin ATM.
Lalu bagaimana pelaku mengambil uang? Pelaku memakai kunci elektrik hotel yang berbentuk seperti kartu ATM.
Kartu ini setelah dimasukkan dengan program khusus dapat untuk mengambil dan mentransfer uang.
Baca: Dituding Hamil Duluan, Begini Jawaban Menohok Mytha Lestari, Sang Suami Pun Ikut Bersuara
Kunci hotel berbentuk seperti kartu ATM ini fungsinya tidak lagi untuk membuka kamar hotel, namun untuk membobol.
Satu kartu elektrik itu fungsinya untuk menyimpan satu data nasabah bank.
"Dan bisa dibayangkan bahwa ada kekurangan uang di saldo rekening nasabah. Saat ini sementara yang tercatat ada 12 nasabah yang menjadi korban," tegasnya.
7. Alat Rakitan dari Tiongkok
Untuk alat mengambil data para nasabah, tersangka ini menggunakan alat rakitan yang mereka beli di Tiongkok.
Alat rakitan itu berisi kamera kecil. Bentuknya menyerupai tempat memasukan kartu ATM. Alat itu nyaris tidak dapat dideteksi oleh para nasabah.
Namun, alat ini memiliki rangkaian yang bisa langsung terhubung ke jaringan internet.
Kunci elektrik hotel itu dimanfaatkan oleh para tersangka karena adanya alat magnetik untuk menyimpan data nasabah.
"Para tersangka ini setiap menginap selalu berpura-pura kunci elektriknya hilang. Kunci elektrik inilah yang digunakan untuk menguras rekening nasabah atau menyimpan data nasabah Bank," jelasnya.