2,5 Jam Jelang Hari Tanpa Bayangan, Tak Hanya Di Pontianak Matahari Juga Tegak Di Kota Ini
Lembaga Penerangan dan Antariksa Nasional (Lapan) RI, melalui akun Instagram resminya, menerangkan mengenai fenomena hari tanpa bayangan
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
Peristiwa ini terjadi karena Bumi beredar mengitari Matahari pada jarak 150 juta kilometer dengan periode sekitar 365 hari.
Garis edar Bumi berbentuk agak lonjong sehingga Bumi kadang bergerak lebih cepat dan kadang bergerak lebih lambat.
Bidang edar Bumi disebut sebagai bidang ekliptika.
Baca: Fakta Mengagumkan Pilot Pesawat Latih yang Jatuh Di Cilacap, Ungkapan Duka Anak Cantiknya Haru
Bidang ini miring sebesar 23,4 derajat terhadap bidang equator Bumi.
Karenanya, Matahari tampak berada di atas belahan Bumi utara selama sekitar setengah tahun dan berada di atas belahan Bumi selatan setengah tahun sisanya.
Perubahan posisi tampak Matahari menyebabkan perubahan musim di Bumi, misalnya empat musim di daerah subtropis dan juga musim kering-basah di wilayah Indonesia.
Pada 20 Maret 2018 pukul 23.15 WIB, Matahari akan tepat berada di atas equator.
Peristiwa ini dikenal sebagai vernal equinox (vernus = musim semi, equus = sama, noct = malam) karena pada hari itu, durasi siang dan malam di seluruh dunia akan sama, yakni 12 jam.
Baca: Banjir Bandang Cicaheum, 17 Kendaraan Tertumpuk, Guru Hanyut Juga Eksploitasi Bandung Utara
Di daerah equator, misalnya di Kota Pontianak, Matahari akan berada di atas kepala saat tengah hari vernal equinox sehinga sebuah tugu tegak akan tampak tanpa bayangan.
Pada 21 Maret 2018, Matahari akan mencapai titik puncak/kulminasi pada pukul 11.50 WIB.
Setelahnya, Matahari akan turun perlahan hingga terbenam di titik barat sekitar enam jam kemudian.
Fenomena yang sama akan terjadi saat autumnal equinox (autumn = musim gugur), pada 23 September 2018. .
Baca: Berita Terpopuler, Nama Maco Lucinta, Ular Seukuran Tubuh Manusia Hingga Pesan Terakhir Pelajar YKTB