Banjir Bandang Cicaheum, 17 Kendaraan Tertumpuk, Guru Hanyut Juga Eksploitasi Bandung Utara
Material lumpur yang terbawa arus air membuat Jalan AH Nasution, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung tertutup.
Penulis: Ardhi Sanjaya | Editor: Ardhi Sanjaya
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Banjir bandang yang menerjang Kota Bandung pada Selasa (20/3/2018) diklaim menjadi terparah.
Tingginya volume air dari luapan Sungai Cipamokolan membuat sejumlah jalan tertutup.
Banjir bandang menerjang setelah Kota Bandung diguyur hujan sekitar pukul 16.20 WIB.
Material lumpur yang terbawa arus air membuat Jalan AH Nasution, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung tertutup.
Baca: Berita Terpopuler, Nama Maco Lucinta, Ular Seukuran Tubuh Manusia Hingga Pesan Terakhir Pelajar YKTB
1. Banjir terparah
Asep Hidayat, warga Cicaheum, Kota Bandungmengaku kondisi banjir sore tadi menjadi yang terparah.
Baca: Terpopuler soal Pembunuhan Marketing Cantik, Paket Misterius Sebelum Tewas Hingga Uang Rp 20 juta
"Biasanya sih banjir enggak deras kayak gini, tapi sekarang kayak banjir bandang, gede banget, terus bawa lumpur," ujar Asep seperti dikutip Kompas.com.
Baca: Amien Rais Sebut Jokowi Kibulin Rakyat, Tsamara Amany Debat Seru dengan Faldo Maldini
2. Guru hanyut
Melansir Kompas.com Berdasarkan laporan sementara yang diterima anggota Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung, saat tiba di lokasi, ada warga yang terbawa arus di salah satu parit.
Beruntung korban yang berprofesi sebagai guru itu berhasil diselamatkan.
Baca: Jokowi Hampiri Warga Indonesia Di Selandia Baru, Teriakan Pria Di Video Malah Bikin Salfok
3. 17 mobil tertumpuk
Tak hanya manusia, berdasarkan laporan sementara, 17 kendaraan roda empat (mobil) yang berada di garasi penitipan mobil saling bertumpuk terdorong arus.
"Di situ kami pantau ada bau bahan bakar. Kami sudah informasikan jangan sampai ada yang merokok karena bahan bakar minyak itu berada di atas air. Kalau ada percikan api bisa terjadi kebakaran," jelas Anggota Rescue Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung Totoy Yuhasmana.

Bahkan beberapa kendaraan roda dua pun terpantau ada yang masuk parit, terbawa derasnya banjir bandang saat itu.
Baca: Pesan Terakhir Siswa SMK YKTB Bogor yang Tewas Sepulang Dari Anyer, Kalimatnya Menyentuh Hati
4. Lumpur setebal 70 cm
Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung menerjunkan enam hingga delapan unit mobil pancar.
Masing-masing mobil membawa 4.000-8.000 liter air.

Air tersebut disemprotkan dengan tekanan maksimal 16 bar untuk membersihkan endapan lumpur yang terhampar menutupi jalan yang terdampak.
"Enam unit kami terjunkan untuk membersihkan lumpur di jalan raya atau umum. Dan saat ini sudah dibersihkan seperti di Jalan Cicaheum dan Jalan Purwakarta," jelas Kabid Pemadam Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung, A Kurnia.
Baca: Sebelum Tewas Di Tangan Sopir Taksi Online, Marketing Cantik Ini Dapat Kiriman Paket Misterius
Menurutnya, sekitar dua jam lebih endapan lumpur tersebut dapat tertangani.
"Kendalanya karena banyaknya lalu lalang kendaraan di jalan raya," jelasnya.
5. Eksploitasi Kawasan Bandung Utara (KBU)
Kepala Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung, Ferdy Ligaswara menyebut, banjir bandang yang terjadi saat ini relatif cukup besar.
Ia menilai, alih fungsi lahan di Kawasan Bandung Utara (KBU) menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir bandang kali ini.
"Saya sudah ingatkan beberapa waktu lalu bahwa akan terjadi banjir bandang. Kenapa? karena eksploitasi Kawasan Bandung Utara sudah kritis dan bisa terjadi banjir lebih hebat lagi ke wilayah bawah Bandung dan sekitarnya," tutur Ferdy.
Menurutnya, pembangunan di beberapa titik di KBU sudah tidak terkendali.

Seperti diketahui, KBU ini termasuk dalam daerah administratif bagian utara Kota Bandung dan Cimahi, Kabupaten Bandung, dan Bandung Barat.
"Bayangkan tebing jurang saja dibangun jadi resapan air sudah tidak bisa lagi terlindungi. Air itu langsung nyusup ke aliran sungai dan kali sehingga luapannya membawa lumpur ke dataran yang lebih rendah, tanggul-tanggul banyak yang jebol," ujarnya.
Karenanya, Ferdy mengingatkan untuk menghentikan pembangunan di KBU.
"Sekali saya mengigatkan hentikan pembangunan Bandung Utara yang tidak sesuai memenuhi aturan," tutupnya.