Detik-detik Rumah Ambruk di Bandung Saat Banjir Bandang Hingga Mobil Tenggelam di Dasar Sungai
Tingginya volume air dari luapan Sungai Cipamokolan membuat sejumlah jalan tertutup.
Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Insiden banjir bandang yang terjadi di Bandung pada Selasa (20/3/2018) sore disebut-sebut sebagai banjir terparah.
Banjir bandang di kota dengan julukan Kota Kembang itu nyaris membuat sejumlah ruas jalan utama yang direndam banjir lumpuh.
Belasan kendaraan warga pun mengalami kerusakan akibat diterjang banjir.
Bahkan, satu unit kendaraan milik warga sampai terbawa hanyur saat banijir bandang terjadi pada sore kemarin.
Tak hanya itu, satu unit rumah pun mengalami ambruk dan terekam dalam video ketika banjir bandang terjadi.
Tingginya volume air dari luapan Sungai Cipamokolan membuat sejumlah jalan tertutup.
Baca: Sebelum Tewas Di Tangan Sopir Taksi Online, Marketing Cantik Ini Dapat Kiriman Paket Misterius
Baca: Keberadaan Ular Putih Sepanjang 23 Meter Bikin Heboh Warga, Penghuni Goa Istana Ular
Banjir bandang menerjang setelah Kota Bandung diguyur hujan sekitar pukul 16.20 WIB.
Material lumpur yang terbawa arus air membuat Jalan AH Nasution, Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati, Kota Bandung tertutup.
Pada hari Rabu (21/3/2018) banjir yang menerjang Ibu Kota Jawa Barat itu sudah mulai surut.
Namun, masih menyisakan material lumpur dan sampah sisa banjir bandang.
Salah satu kendaraan Mobil Daihatsu Xenia warna hitam yang terbawa hanyut saat banjir bandang di Sungai Cipamokolan, tepatnya di Jalan Kuningan, Antapani, Kota Bandung, Selasa (20/3/2018) sore, akhirnya berhasil dievakuasi
Baca: Video Ciumannya Bersama Lucinta Luna Beredar, Aktor FTV Ini Beri Klarifikasi : Teman Biasa
Baca: Sederet Kasus Kriminal Yang Melibatkan Driver Taksi Online di Bogor, Nomor 3 Paling Tragis
Kendaraan berhasil dievakuasi setelah petugas menarik bangkai kendaraan yang terendam di dasar sungai saat terseret banjir bandang.
Proses evakuasi kendaaran itu memakan waktu sekitar lima jam dan baru bisa terangkat pada Rabu (21/3/2018) siang dari dasar sungai.
Proses evakuasi melibatkan aparat kepolisian Polda Jabar dan petugas Damkar Kota bandung.
Kendaraan yang berhasil dievakuasi itu tampak ringsek dan tak berbentuk.
Evakuasi dilalui dalam dua tahapan dengan cara menyeret bangkai mobil dari tengah sungai hingga ke pinggir sungai kemudian mengangkat bangkai mobil ke atas di Jalan Kuningan 12 menggunakan dua kendaraan crane.
"Alhamdulillah evakuasi mobil dari dasar sungai sudah selesai bekerja sama dengan teman-teman Damkar Kota Bandung. Tidak begitu sulit cuma memang ini di dasar sungai, curam sehingga butuh waktu untuk ditarik ke atas. Apalagi, mobilnya harus ditarik ke pinggir sungai lebih dulu untuk kemudian diangkat," ujar Kepala Seksi Penyelamatan dan Pengamanan Polda Jabar Kompol Nana Sumarna di lokasi kejadian seperti dikutip TribunnewsBogor.com dari tribun Jabar, Rabu (21/3/2018).
Nana mengatakan, mobil Xenia itu terbawa hanyut dari kediaman pemiliknya di Komplek Bukit Resik ,Kelurahan Jatihandap, Kecamatan Mandalajati.
"Terbawa hanyut saat banjir bandang kemarin hingga ke sini dengan jarak kira-kira 4-5 km," ujar Nana.
Baca: Ini Kronologi Pengungkapan Kasus Pembunuhan Wanita Cantik Oleh Driver Taksi Online di Bogor
Baca: Pesan Terakhir Pilot Kepada Istri Sebelum Kecelakaan Pesawat Di Cilacap, Tolong Jaga Anak-Anak
Kondisi terakhir mobil itu nyaris tidak berbentuk. Interior mobil dipenuhi pasir dan sampah.
Asep Hidayat, warga Cicaheum, Kota Bandung mengaku kondisi banjir yang terjadi pada Selasa (20/3/2018) sore menjadi yang terparah.
"Biasanya sih banjir enggak deras kayak gini, tapi sekarang kayak banjir bandang, gede banget, terus bawa lumpur," ujar Asep seperti dikutip Kompas.com.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung Arief Prasetya menyebut banjir disebabkan lantaran sejumlah tanggul menglami jebol di Sungai Cileuweung dan Sungai Cicabe.
"Ada sembilan titik tanggul yang jebol di Cileuweung dan Sungai Cicabe, satu titik 10 meter,"ujar Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung Arief Prasetya dikutip Tribun Jabar, Rabu (21/3 /2018).
Arief mengatakan jebolnya tanggul akibat penyempitan sungai dan akibat Sungai Cipamokolan tidak mampu menahan air dari Cileuweung dan Cicabe.
"Sungai Cipamokolan tak bisa menahan air dari Sungai Cicabe dan Sungai Cileuweung," ujar Arief.
Menurut Arief, selain air yang terlalu besar juga banyak bangunan menempel di tanggul padahal seharusnya jarak bangunan dan sungai enam meter.
Untuk mengatasi musibah di Jatihandap untuk sementara membersihkan brangkal di sungai agar air lancar dan membuat tanggul darurat agar air tak masuk ke rumah.
Arief mengatakan panjang tanggul di Kota Bandung 525 kilometer sebagian besar banyak rumah penduduk yang menempel di sungai.
"Kami sulit mengontrol tanggul karena terhalang rumah penduduk," ujar Arief.
