Cerita Drive Ojek Online Telanjangi Pelaku Order Fiktif, Ternyata Masih Driver Ojol Juga
Ketika dalam batas tertentu Hendra membatalkan pesanan, dirinya akan mendapatkan sanksi dari perusahaan.
Penulis: Aris Prasetyo Febri | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Aris Prasetyo Febri
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH – Order fiktif atau yang biasa disebut dengan istilah 'opik' masih dikeluhkan oleh sejumlah pengemudi ojek online hingga saat ini.
Salah satunya seorang pengemudi ojek online GoJek, Hendra Saputra (33) yang mengatakan kerap menerima opik pada saat bekerja.
"Terakhir dua hari lalu saya dapet order Gosend (antar barang) dari Bogor ke daerah Jakarta Pusat, ditelepon enggak nyambung di whatsapp enggak bisa," ujar Hendra, Jumat (30/3/2018).
Setelah menunggu satu jam dan coba menghubungi beberapa kali, Hendra akhirnya memutuskan untuk membatalkan pesanan antar barang itu.
"Kalau orang butuh pasti kan kirim pesan ke drivernya, ini enggak, dihubungi aja enggak bisa, udah pasti ini mah opik jadi saya cancel," pungkasnya.
Menurutnya, tipikal opik pada jasa angkutan berbasis aplikasi sulit untuk dihubungi oleh pengemudi.
"Kadang ada yang nomornya aktif, dihubungi nyambung tapi enggak diangkat," ungkap Hendra.
Selain opik pesanan antar barang, Hendra menyebutkan pesanan jasa antar jemput dan pembelian makanan juga terdapat order fiktif.
"Goride (antar jemput) itu jadi udah didatengin ke lokasi jemput tapi penumpangnya enggak ada, kalau Gofood (pembelian makanan) paling rugi mas makanan udah dibeli nanti dicancel sama pembeli fiktif itu," papar Hendra.
Pria itu mengatakan opik membuat dia merasa rugi dan membuat nilai performanya menurun.
"Rugi waktu udah nunggu ternyata enggak ada hasilnya, terus kalau kita yang cancel rating bintang kita jadi turun," kata Hendra.
Ketika dalam batas tertentu Hendra membatalkan pesanan, dirinya akan mendapatkan sanksi dari perusahaan.
"Kitanya di suspend dari sistem, jadi enggak bisa terima order selama 30 menit," tuturnya.
Menurutnya, pihak perusahaan sebaiknya meningkatkan sistem untuk dapat memberantas oknum yang secara sengaja membuat order fiktif.