Tanggapi Para Saksi Yang Sudutkan Dirinya, Bimanesh: Fitnah, Saya Tumbal Rumah Sakit Kasus Setnov

Keterangan mereka pun membuat dirinya sebagai pihak yang satu-satunya mengatur skenario perawatan Novanto.

Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
erdakwa kasus dugaan perintangan penyidikan kasus korupsi KTP elektronik, Bimanesh Sutarjo menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (8/3/2018). Dokter Rumah Sakit Medika Permata Hijau tersebut didakwa menghalangi penyidikan kasus korupsi KTP elektronik dengan tersangka Setya Novanto. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Dokter RS Medika Permata Hikau, Bimanesh Sutarjo merasa dijadikan korban atau tumbal oleh rumah sakit dalam penanganan mantan Ketua DPR RI Setya Novanto.

Dokter hingga perawat rumah sakit yang pernah dihadirkan sebagai saksi seolah angkat tangan.

Keterangan mereka pun membuat dirinya sebagai pihak yang satu-satunya mengatur skenario perawatan Novanto.

Bimanesh menyebutkan, perawat Indri Astuti berinisiatif memasangkan infus anak-anak ke pembuluh darah Novanto, bukan atas suruhan dirinya.

Baca: Kalah Bersaing Di Trofeo Paytren, Manajer Persikabo Akui Timnya Belum Tampil Maksimal

Saat bersaksi, Indri beralasan kesulitan mencari pembuluh darah Novanto ditambah dirinya merasa mantan Ketua Umum Golkar itu kesal.

Menurut kesaksian Indri, Bimanesh menyuruh infusnya ditempel saja, jangan ditusukkan.

"Saya nanya ke dia apa yang dimaksud dengan ditempel? Indri bilang tidak tahu. Itu kan dia sendiri yang ngomong di Berita Acara Pemeriksaan (BAP)-nya. Emang ada ucapan saya yang bilang harus ditempel?" ujar Bimanesh di Pengadilan Tipikor Jakarta, seperti yang dikutip Kompas.com, Senin (16/4/2018).

Bimanesh mengatakan, di BAP pertama tidak ada instruksi pasang infus.

Pernyataan itu baru disampaikan Indri dalam BAP kedua. Bimanesh merasa difitnah.

Dalam kesaksiannya, para perawat IGD mengaku diperintah Kepala Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Medika Permata Hijau Michael Chia Cahaya untuk membawa Novanto ke Lantai 3 rumah sakit. 

Saat itu, Michael beralasan disuruh Bimanesh.

"Saya tidak pernah bertemu Dokter Michael di IGD sehingga jelas cerita bahwa saya memerintahkan Michael untuk langsung ke Lantai 3 adalah fitnah," kata Bimanesh.

Menurut Bimanesh, Michael ada kepentingan untuk berbohong untuk menutupi kesalahannya karena ketidakberadaannya di IGD.

Saat itu, Michael menolak Novanto masuk IGD karena belum melihat langsung kondisi pasien.

Baca: Kalah Bersaing Di Trofeo Paytren, Manajer Persikabo Akui Timnya Belum Tampil Maksimal

Menurut Bimanesh, justru Pelaksana Tugas Manajer Pelayanan Medik RS Medika Permata Hijau, dokter Alia, yang mendorong agar Novanto dirawat di rumah sakit. 

Sebab, Alia langsung menghubungi Direktur RS Medika Permata Hijau Hafil Budianto Abdulgani dan meminta Bimanesh datang ke rumah sakit.

"Kalau paginya saya tidak di-call oleh Alia, maka saya tidak akan hadir. Saya tidak akan bersikap proaktif begitu, wong kita tidak tahu pasiennya kapan akan datang," mata Bimanesh.

Selain itu, kata Bimanesh, Alia juga menghubungi pihak Admission rumah sakit untuk mendapat kamar serta melayani pengacara Novanto, Fredrich Yunadi, survei kamar itu.

Baca: Netizen Minta Lagu KuDaniel Dijadikan Single, Syarat BCL Ini Bikin Daniel Mananta Merengut

Menurut dia, saat itu Fredrich menyampaikan kepada Alia bahwa ada rencana kecelakaan Novanto.

Alia kemudian sibuk mencari perawat dan membayarnya supaya mau merawat Novanto.

Bimanesh menduga, para saksi sengaja menutup-nutupi fakta itu dan menimpakan kesalahan padanya.

Sebab, Kementerian Kesehatan sebelumnya telah mengingatkan jika RS Medika Permata Hijau terbukti terlibat dalam persekongkolan Novanto, maka akan ditutup.

"Jadi, itu memang sengaja dikondisikan oleh rumah sakit supaya dia tidak ditutup. Itu prinsipnya, korbankan saja satu orang," kata Bimanesh.

Baca: Ngeri! Anggota Komunitas Seks Tukar Pasangan Ini Sudah Tersebar Luas, Usianya Pun Bikin Bergidik

Bimanesh mengatakan, hingga hari ini ia tidak memahami perannya yang disebut menghalangi penyidikan.

Menurut dia, justru rumah sakit yang paling berperan untuk membawa Novanto untuk dirawat, bukan dirinya.

Ia tak pernah memaksakan agara Novanto dirawat.

"Saya hanya dimintai tolong agar bisa merawat SN. Apakah saya bisa merawat pasien itu? Bisa kan memang kompetensi saya di sana," kata Bimanesh.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved