Kader PDIP Ini Sebut Jokowi-Prabowo Bisa Berpasangan Di Pilpres, Asalkan
Maruarar mengatakan, keduanya bisa menempatkan diri kapan harus bertarung dan kapan harus bersatu.
"Mudah-mudaban dalam waktu dekat bisa ngobrol dengan Prabowo sebagai tokoh bangsa," kata dia.
Meski begitu, kata Maruarar, kekuatan besar dan elektabilitas tak selamanya menjadi alasan utama mencari cawapres.
Kenyamanan juga menjadi hal lain yang penting.
Maruarar mencontohkan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu memilih mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono sebagai wakil presidennya.
Baca: Nenek Tumini, Kartini Perkasa yang Sudah Gali 500 Sumur Ini Ternyata Istri Seorang Pensiunan TNI
Secara elektabilitas, mungkin Boediono kurang.
Namun, mungkin ada kecocokan SBY dengan Boediono sehingga mereka berpasangan memimpin Indonesia.
Hal yang sama, kata Maruarar, pasti akan dipertimbangkan Jokowi dalam memilih calon wakilnya.
"Masalahnya mereka mau tidak? Bisa cocok kerjasama tidak? Kalau merekanya mau, partai-partai pendukungnya mau tidak?" kata dia.(Ambaranie Nadia Kemala Movanita )
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Politisi PDI-P Sebut Jokowi dan Prabowo Bisa Bersatu, Asalkan..."