Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Peneliti IPB Temukan Teknik PCR untuk Teliti Patogen Pada Hewan

Teknik PCR ini mampu melakukan uji diagnostik terhadap agen-agen patogen secara sensitif dan spesifik

Humas IPB
Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PSSP LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan menyelenggarakan workshop 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Salah satu isu strategis di dunia kedokteran hewan adalah soal deteksi penyakit.

Diagnosa seorang dokter hewan terhadap suatu penyakit dan apa penyebab penyakit tersebut menjadi sebuah aktivitas penting.

Uji diagnosis terhadap penyebab penyakit menjadi perhatian Pusat Studi Satwa Primata Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PSSP LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan menyelenggarakan workshop dengan mengusung tema.

Baca: Ditolak Berulang Kali, Begini Cara Gatot Brajamusti Rayu Korbannya yang Masih 16 Tahun

"Aplikasi Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk Uji Diagnostik Agen Patogen pada Hewan".

Kepala PSSP LPPM IPB, drh Huda Shalahudin Darusman, M.Si, Ph.D mengatakan,  kegiatan ini bertujuan  untuk mencoba memfasilitasi dan mengaplikasikan  teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk uji diagnostik  agen patogen pada hewan yang dilakukan di laborotarium oleh dokter hewan, akademisi,  peneliti, dan swasta.

Harapannya mereka dapat  melakukan uji diagnostik dengan baik dan benar.

Baca: Terungkap Cara Gatot Brajamusti Bujuk Korban Anak 16 Tahun Agar Bersetubuh Dengannya, Diajak Latihan

"Keunggulan teknik PCR yakni, lebih sepesipik, sensitif dan waktu uji diagnostik agen patogen pada hewan  yang diperlukan lebih singkat hanya butuh 1-2 hari. Sedangkan deteksi secara konvensional melalui kultur mikroorganisme dalam media tertentu dianggap kurang efektif karena memerlukan waktu yang relatif lama serta potensi kontaminasinya yang cukup besar. Selain itu teknik PCR juga dapat mendeteksi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh, virus, jamur, bakteri, dan parasit pada hewan seperti, monyet, sapi, kambing, kuda, kucing dan anjing," ujarnya.

Menurut Dr Huda teknik ini dapat mendeteksi mikroorganisme yang tumbuh dengan lambat, sulit dikulturkan, atau tidak dapat dikulturkan  (uncultivable microorganisms) dan dapat digunakan dalam situasi dimana prosedur diagnostik mikrobiologi klinis lainnya tidak memadai, menyita waktu, sulit, mahal, atau berbahaya bagi staf laboratorium.

Baca: Video dan Foto Pusaran Angin Puting Beliung Jogja, Berdampak Di 3 Titik Wilayah Yogyakarta

Teknik PCR dulunya hanya diaplikasikan dalam bidang penelitian, namun sekarang telah dikembangkan sebagai metode diagnostik rutin di laboratorium mikrobiologi klinik, virologi dan bioteknologi.

Uji diagnostik molekuler menggunakan teknik PCR telah membawa suatu revolusi dalam dunia veteriner, penelitian, manajemen kebun binatang, penangkaran hewan, dan fasilitas-fasilitas lainnya yang bergerak di bidang kesehatan hewan.

Teknik PCR ini mampu melakukan uji diagnostik terhadap agen-agen patogen secara sensitif dan spesifik dalam waktu yang relatif lebih singkat dibanding uji-uji diagnostik lainnya.

Baca: Baru 3 Bulan Lebih Pacaran, Bianca Jodie dan Kekasih Dikabarkan Putus, Intip Foto-Foto Mesranya Yuk!

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved