Prabowo : Saya Melihat Negara Dalam Keadaan Tidak Adil dan Tidak Makmur

Prabowo menilai, elite politik dan pemerintahan Indonesia merasa tak memiliki rasa cinta terhadap negerinya.

Editor: Yudhi Maulana Aditama
Kompas.com
Ketua Umum Prabowo Subianto menandatangani kontrak politik di hadapan ribuan buruh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia, di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (1/5/2018). (KOMPAS.com/Ihsanuddin) 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengaku di usianya yang sudah menyentuh 67 tahun, harusnya ia sudah pensiun dan beristirahat.

Namun demikian, ia terpaksa mengurungkan niatnya ketika melihat Indonesia diperlakukan tidak adil dan belum makmur.

"Ternyata di saat saya harus pensiun, di saat saya harus istirahat, saya melihat negara saya berada dalam keadaan yang tidak adil dan tidak makmur," kata Prabowo dalam orasinya di depan ribuan buruh KSPI, di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (1/5/2018).

Prabowo menilai, elite politik dan pemerintahan Indonesia merasa tak memiliki rasa cinta terhadap negerinya.

Di sisi lain, ia juga memandang mereka tak mampu melihat dan menjaga kepentingan masyarakat.

Baca: Seluruh Nota Keberatan Ahmad Dhani Ditolak Jaksa

"Karena itu saya memutuskan kepada diri saya sendiri. Bahwa apabila rakyat saya masih membutuhkan saya, apabila rakyat saya masih ingin memakai tenaga, jiwa dan raganya Prabowo Subianto, maka saya siap melaksanakan tugas," katanya.

Saat resmi didukung ribuan buruh KSPI, Prabowo merasa bahagia. Sebab ia teringat dengan pesan orangtuanya bahwa apapun capaian yang diraih, ia diminta selalu perhatikan masyarakat sekitar.

"'Prabowo apa pun yang kau kerjakan, apapun kau hasilkan, selalu bela rakyatmu, selalu bela rakyat miskin, itu tugasmu sebagai anak saya'," ucap Prabowo menyampaikan pesan orangtuanya.

Ia merasa dukungan buruh ini telah memenuhi harapan orangtuanya. Menurut Prabowo, dukungan ini menjadi kehormatan tertinggi yang pernah ia terima.

Di sisi lain, Prabowo merasa khawatir dengan berbagai kekayaan negara yang dikuasai oleh pihak asing. Ia mengungkapkan, ada data-data yang telah menunjukkan kekayaan Indonesia berada di titik rawan.

Namun, kata Prabowo, rakyat tak menyadari kekayaan negara Indonesia telah dirampas.

"Saya katakan bahwa kekayaan indonesia dirampok, dicuri. Kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia. Kita bicara aja apa adanya. Gak usah ragu. Jangan ada lagi 'ninabobokan' rakyat Indonesia, rakyat Indonesia tidak mau dibohongi terus-menerus," ujar Prabowo.

Baca: Bila Jadi Presiden, Prabowo Harus Tunjuk Menteri Tenaga Kerja Dari Serikat Buruh

Menurut dia, situasi itu membuat masyarakat tak lagi merasa memiliki Indonesia. Ia juga menyoroti banyaknya aset vital dan strategis milik Indonesia yang dikuasai oleh asing.

Prabowo membantah apa yang disampaikannya merupakan sikap anti-asing.

"Ya, ini rakyat kita mau disuruh makan apa. Saya kira bukan kita anti asing, tapi jaga rakyat kita dulu," katanya.

Prabowo juga menyinggung kebijakan pemerintah yang terkesan memperluas sebaran tenaga kerja asing.

Menurutnya, tak ada negara-negara lain yang membuka pintunya begitu lebar untuk dimasuki tenaga kerja asing.

Ia mengakui bahwa masyarakat tak boleh membenci orang asing.

Namun, masyarakat perlu belajar sekaligus bersikap tegas terhadap mereka. Pemimpin Indonesia, kata dia, harus setia kepada masyarakatnya.

Oleh karena itu, ia juga menegaskan bahwa buruh, petani, nelayan hingga pedagang kecil adalah kalangan masyarakat yang perlu diperhatikan.

Penulis : Dylan Aprialdo Rachman

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prabowo: Saat Saya Harus Istirahat, Negara Saya dalam Keadaan Tidak Adil")

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved