Surabaya Diteror Bom
Dalam Waktu 24 Jam, Ini 5 Kejadian Bom Bunuh Diri di Surabaya, Semuanya Libatkan Anak-Anak
Tiga diantaranya adalah di gereja, dan satu di rumah susun dan yang terakhir di Mapolrestabes Surabaya.
Penulis: Yudhi Maulana Aditama | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Surabaya kini tengah dikepung teror bom bunuh diri.
Dalam kurun waktu 24 jam, ada 5 ledakan bom bunuh diri yang terjadi di beberapa titik di Surabaya.
Tiga diantaranya adalah di gereja, dan satu di rumah susun dan yang terakhir di Mapolrestabes Surabaya.
Berikut rangkuman kejadian 5 ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya.
Baca: Ini Sosok Ibu yang Ajak 4 Anaknya Bom Bunuh Diri, Ini yang Ia Percayai Soal Setelah Kematian
1. Bom Bunuh Diri di Gereja Pantekosta
Yang pertama, ledakan bom terjadi di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuna, Minggu (13/5/2018) sekitar pukul 07.00 WIB.
Bom bunuh diri tersebut dilakukan oleh pria bernama Dita Supriyanto.
Dita diketahui merupakan anggota jemaah JAD. Kelompok ini tidak lain adalah sel jaringan ISIS.
"Dita adalah Ketua JAD (jaringan Ansarut Daulah) Surabaya. Jaringan ini kaitannya dengan JAT (Jaringan Ansarut Tauhid). Keduanya terkait dengan ISIS," kata Tito dikutip dari TribunJatim.
Jaringan mereka adalah terkait dengan jaringan teroris ISIS.
Dita langsung tewas di tempat usai melakukan pengeboman di sana.
Baca: Eks Jamaah Islamiyah Sebut Aksi Bom Gereja Dipicu Karena Video Polisi yang Suapi Napi teroris
2. Bom Bunuh Diri di Gereja Katolik Indonesia (GKI) Surabaya
Pengeboman selanjutnya terjadi di Gerja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, Surabaya.
Bom bunuh diri ini dilakukan oleh istri Dita, Puji kuswati (42) dengan mengajak dua anaknya yang masih di bawah umur, Pamela Rizkita (9) dan Fadilasari (12).
Ketiganya telah diantar oleh Dita sebelum melakukan pengeboman di Gereja Pantekosta.
Baca: Ada Bahan Peledak di Rumah Keluarga Pelaku Bom Surabaya, Ternyata Pernah Dimarahi Tetangga
3. Bom Bunuh Diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela
Bom ketiga terjadi di Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya.
Pengeboman dilakukan oleh dua Anak laki-laki Dita, yakni Yusuf (18 tahun) dan Lukman (12 tahun).
Dalam pengeboman di 3 gereja yang dilakukan satu keluarga ini, setidaknya ada 14 orang tewas dan 43 orang luka.
Baca: Usai Diamputasi, Bocah 8 Tahun Korban Bom Gereja Akhirnya Meninggal, Menyusul Sang Kakak
4. Bom di Rumah Susun Wonocolo Sidoarjo
Di malam harinya, ledakan kembali terjadi di Rusunawa Wonocolo lantai 5 blok B nomor 2, Taman, Sidoarjo.
Keluarga yang tinggal di kamar rusun tersebut adalah Anton Febrianto (47), istrinya bernama Puspitasari (47), dan empat orang anak mereka.
Yakni Hilta Aulia Rahman (17), Ainur Rahman (15), Faisa putri (11), dan Garida Huda Akbar (10).
Menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera, pada ledakan pertama Anton mengalami luka parah namun masih hidup.
"Dia dalam keadaan memegang switching, sehingga terpaksa dilumpuhkan. Jadi, Anton tewas setelah dilumpuhkan petugas yang datang ke lokasi," ungkapnya dikutip dari TribunJatim.
Dalam ledakan pertama itu, Puspitasari dan anaknya bernama Hilta Aulia Rahman tewas di lokasi kejadian.
Sedangkan dua anak yang kecil, Faisa dan Garida mengalami luka parah.
Tiga jenazah, Anton istri dan anak pertamanya dievakuasi ke RS Bhayangkara Surabaya, Senin dinihari sekitar pukul 01.30 WIB.
Baca: Rekaman CCTV Detik-Detik Bom Meledak di Polrestabes Surabaya, Pelaku Diduga Bawa Anak Kecil
5. Bom di Mapolrestabes Surabaya
Hari ini, Senin (14/5/2018) bom bunuh diri terjadi di Mapolrestabes Surabaya.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera membenarkan bahwa Mapolrestabes Surabaya, Jalan Sikatan Surabaya diguncang bom.
Menurut Frans Barung, bom meledak sekitar pukul 08.50 WIB, Senin (14/5/2018).
Kombes Frans menjelaskan bahwa bom yang meledak dalam bentuk kendaraan.
"Baru saja kejadian di Polrestabes Surabaya terjadi penyerangan bom kendaraan," jelas Kombes Frans dalam tayangan Kompas TV.
Akibat ledakan tersebut, Kombes Frans memastikan ada anggota Polisi yang menjadi korban.
"kemudianan kami memastikan ada korban dari anggota, apakahan itu luka atau med mohon rekan media menunggu udpate," tukasnya.