Surabaya Diteror Bom
Merinding ! 5 Orang Ini Rasakan Firasat Aneh Sebelum Ledakan Bom Gereja, 'Mama Lama di Surabaya'
Gereja tersebut diantaranya adalah GKI Jalan Diponegoro, Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB), dan Gereja Pantekosta.
Penulis: Yuyun Hikmatul Uyun | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
"Biasanya juga kalau pergi dua Minggu enggak kayak gitu. Ini tumben - tumbenan ngomong seperti itu, saya juga jadi kepikiran," kata Aan.
Aan pun kaget bukan kepalang. Ketika melihat kabar di televisi terkait aksi teror di Surabaya.

Terlebih sang istri sebelumnya memberi kabar akan beribadah di Gereja Shanta Maria Tak Bercela. Rasa khawatir yang mendalam terus menghantuinya.
"Saya telepon - telepon enggak bisa. Enggak ada kabar juga sampai siang," ungkapnya.
Perasaan cemas semakin menjadi - jadi. Aan terus pantau pemberitaan di televisi.
"Saya penasaran, nama - nama korban belum muncul - muncul," imbuh Aan.
"Malamnya dapat kabar dari polisi, kalau istri saya salah satu korban bom di Surabaya," sambungnya.
Aan yang juga merupakan Ketua RT setempat segera mengadu kejadian ini kepada anak tertuanya bernama Max. Max pun lantas berangkat ke Surabaya pada malam itu juga.
"Anak saya berangkat ke sana, bawa KK (Kartu Keluarga) untuk bawa jenazah mamanya," papar Aan.
Baca: Anak-anak Terlibat dalam Aksi Teror, Pelaku atau Korban?
3. Vellycia Njoko
Wanita berusia 23 tahun ini terlihat panik dan sedih ketika dihubungi oleh Pendeta Claudia.
Pasalnya sang paman yang bernama Untung sedang melakukan ibadah minggu di GKI Jalan Diponegoro, Surabaya.
Vellycia Njoko, sang keponakan mengatakan jika ia juga merupakan jemaat Gereka Kristen Indonesia.
Tapi ia sudah memiliki firasat untuk tidak beribadah pada minggu pagi dan beralih pada sore hari.
Dan feeling itu berarti tak selang lama pendeta gereja menelpon jika di dalam gereja ada ledakan.
Baca: Anak-anak Terlibat dalam Aksi Teror, Pelaku atau Korban?