Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Surabaya Diteror Bom

Pakai Cara Baru, Isi Buku Panduan Pelaku Bom Bunuh Diri di Surabaya Bikin Merinding

Buku tersebut saat ini sudah berhasil diamanakan oleh polisi saat melakukan penyidikan dan penggeledahan barang milik pelaku teroris.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
Kolase TribunJatim.com
Ilustrasi buku panduan kamuflase milik pelaku bom di Surabaya. 

Namun, seorang anak yang diduga anak dari pelaku berhasil selamat usai terjadi insiden ledakan bom bunuh diri itu.

Padahal, anak tersebut ikut bersama orangtuanya saat insiden ledakan bom bunuh diri itu dilakukan.

Saat itu pelaku datang mengendarai dua sepeda motor ke arah pos penjagaan Polrestabes Surabaya.

Baca: Ngeri! Mantan Teroris Bocorkan Pesan Rahasia Dibalik Bom Bunuh Diri Surabaya Oleh Wanita dan Anaknya

Bom meledak di Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018)
Bom meledak di Polrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) (Ist)

Seorang anak kecil ada dibonceng di tengah dua pengendara.

Namun, anak kecil tersebut lolos dari maut dan kini masih dirawat di rumah sakit.

Polisi yang melakukan penyidikan dan penggeledahan terhadap pelaku teror pun mengugkap bukti baru.

Barang bukti tersebut berupa buku panduan pelaku teroris ketika menjalankan aksirnya.

Melansir Tribun Jatim, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera mengungkapkan buku panduan ini digunakan pelaku untuk berkamuflase.

Artinya, buku tersebut menjadi tutorial agar pelaku bisa berinteraksi dengan masyarakat tanpa menimbulkan kecurigaan.

"Buku panduan mereka sudah kita dapatkan," kata Kombes Pol Frans Barung Mangera saat di Media Center Polda Jatim, Selasa (15/5/2018).

Baca: Kisah Wanita Misterius Dibalik Ledakan Bom Gereja di Surabaya, Pakai Serba Hitam dan Bawa Anak Kecil

Meurutnya, buku panduan itu berisi cara menghadapi masyarakat.

Sehingga, tak heran baginya melihat pola dari aksi pengeboman beberapa waktu lalu berbeda dengan aksi teroris di Indonesia sebelumnya.

"Buku panduan dalam kamuflase itu juga berisikan cara menghadapi masyarakat," lanjutnya.

Bila yang sebelumnya lebih bersifat tertutup, maka dengan pola baru ini pelaku justru mencoba lebih aktif dan akrab dengan masyarakat.

"Bisa kita lihat, pola mereka berbeda dengan aksi sebelumnya yang seakan mencoba eksklusif," jelas Barung.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved