20 Tahun Kekuasaan Orde Baru Berakhir, Ini Teks Pidato Saat Soeharto Lengser Dari Kursi Presiden RI
Mulai ini hari Kabinet Pembangunan ke VII demisioner dan pada para menteri saya ucapkan terima kasih.
Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
Namun, aksi itu kemudian membuahkan hasil. Pukul 12.00 WIB, mahasiswa yang berkumpul di depan gerbang DPR/MPR sudah mencapai 7.000 orang.
"Jumlahnya terus dan terus bertambah," kenang Adian.
Peristiwa yang terjadi pada 18 Mei 1998 merupakan bagian dari rangkaian panjang menjelang jatuhnya Soeharto.
Mengutip dokumen Harian Kompas yang terbit 19 Mei 1998, mahasiswa yang menguasai pelataran Gedung DPR/MPR memutuskan untuk bermalam.
Mereka diminta pulang hingga disediakan bus, tapi menolak.
Setelah mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR/MPR, desakan untuk menuntu Soeharto mundur semakin kuat. Pimpinan DPR/MPR pun meminta Presiden Soeharto untuk mundur.
Permintaan itu disampaikan Ketua DPR/MPR Harmoko yang didampingi pimpinan lain, yaitu Ismail Hasan Metareum, Abdul Gafur, Fatimah Achmad, dan Syarwan Hamid, pada 18 Mei 1998.
"Dalam menanggapi situasi seperti tersebut di atas, Pimpinan Dewan baik Ketua maupun Wakil-wakil Ketua mengharapkan demi persatuan dan kesatuan bangsa, agar Presiden secara arif dan bijaksana sebaiknya mengundurkan diri," ujar Harmoko dalam keterangan resmi kepada pers.
Melansir Kompas.com, terpilihnya Soeharto untuk ketujuh kalinya sebagai Presiden RI pada Maret 1998 membuat situasi dalam negeri semakin bergejolak.
Penolakan secara terang-terangan akan keterpilihan kembali penguasa Orde Baru kian terasa.
Puncaknya pada bulan Mei 1998 di mana terjadi penembakan empat mahasiswa Universitas Trisakti yang kemudian dijuluki sebagai "martir reformasi".
Kejadian ini menyulut protes rakyat dalam skala massif yang dimotori oleh mahasiswa.
Mereka mulai meninggalkan metode mimbar bebas di kampus-kampus dan mulai turun ke jalan.
Hingga pada 18 Mei 1998, ribuan mahasiswa berhasil menduduki gedung DPR/MPR, salah satu simbol perpanjangan tangan kuasa Soeharto ketika itu.
Meski mendapat protes hebat, Soeharto bergeming.