Zulkifli Hasan: Kemenag Blunder Besar, Segera Tarik dan Minta Maaf!
"Ada dimana empati Kementerian agama kepada rakyatnya? Itu yang harusnya diselesaikan Kemenag, jangan malah bikin blunder baru," tandasnya.
Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Surat rekomendari yang dikeluarkan Kemenag mengenai 200 nama mubaligh mendapat kritik pedas dari Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan.
Ia mengatakan kalau masih banyak pekerjaan rumah yang harusnya diselesaikan oleh Kemenag, bukan malah membuat blunder baru.
Hal itu disampaikan oleh Zulkifli pada tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa (23/5/2018).
"Betul, itu saya kira blunder besar yang dilakukan oleh Kementerian Agama," ujarnya saat ditanya tanggapannya oleh Karni Ilyas.
Ia kemudian menyarankan kepada Menteri Agama, Lukman Hakim, untuk segera menarik 200 nama tersebut.
"Secepatnya tarik dan minta maaf," tegasnya.
Baca: Ini Asal Kata Puasa yang Jarang Diketahui, Ternyata Berasal dari Bahasa Sansekerta Lho
Ia kemudian memberikan alasan kenapa Kemenag harus segera menariknya dan minta maaf.
"Bang Karni, pemerintah kita ini dikesankan tidak ramah kepada para ulama, umat islam, dikesankan, tanda kutip," jelasnya.
Untuk itu, kata dia, presiden berusaha bekerja keras untuk menetralisir prasangka tersebut.
"Hampir seluruh pesantren presiden datang, setiap ada acara islam presiden datang, di manapun, bahkan saya beberapa kali menemani," tuturnya.
Namun kata dia, apa yang dilakukan oleh Kemenag itu kemudian menjungkir balikkan kerja keras yang telah dilakukan oleh presiden selama ini.
"Tiba-tiba Kemenag politik belah bambu, Pancasila itu mempersatukan bukan memecah belah begini, 200 diangkat, yang 200 ribu dipijak. Kerja keras presiden selama satu tahun ini sirna saya kira," jelasnya.
Baca: Moeldoko: Saya Tahu Ada Pihak-pihak yang Tidak Setuju Koopssusgab TNI Diaktifkan Lagi
Ia kemudian melanjutkan dampak yang akan terjadi jika Kemenag tak segera menarik dan minta maaf.
"Nanti kalau pertanyaan lanjutan, kalau ada ulama Islam disertifikasi, terus nanti pastor, pendeta bagaimana?," katanya.
"Oleh karena itu blunder besar, menurut saya jangan berdalih, cabut, tarik, minta maaf. Banyak pekerjaan penting di Kementerian Agama yang harus diselesaikan," ujarnya lagi.
Ia kemudian mencontohkan pekerjaan lebih penting yang harusnya diselesaikan Kemenag yakni kasus penipuan biro umroh yang mengorbankan ribuan calon jamaah.
"Ada dimana empati Kementerian agama kepada rakyatnya? Itu yang harusnya diselesaikan Kemenag, jangan malah bikin blunder baru," tandasnya.
Aa Gym Merasa Tak Pantas
Beberapa waktu ini, publik dihebohkan dengan rilis yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) soal 200 ulama yang direkomendasikan.
Hal itu kemudian menimbulkan protes dari masyarakat, karena dengan 200 ulama saja dinilai tidak akan bisa mengcover jumlah penduduk di Indonesia.
Rupanya pembahasan mengenai 200 ulama yang dirilis oleh Menag ini menjadi perbincangan hangat sehingga dijadikan topik di acara Indonesia Lawyers Club, Selasa (23/5/2018) malam.
Aa Gym yang hadir di acara tersebut mengatakan, kalau dirinya sudah memiliki keyakinan dari awal kalau dikeluarkannya rilis tersebut akan jadi masalah.
Baca: Disindir Dewi Perssik Soal Selingkuh dan Candaan Tak Pantas, Begini Balasan Menohok Sang Suami
"Pertama kali ada kiriman berita keluar 200 nama ini, saya yakin akan terjadi masalah," kata Aa Gym di acara tersebut, yang diposting di YouTube, Rabu (23/5/2018) malam.
Hal itu bukan karena alasan, kata Aa Gym, rilis itu menimbulkan masalah karena bersamaan dengan adanya isu pemboman.
"Tapi mungkin karena momentumnya sesudah pemboman, sehingga tindakan ini seakan mengarah pada ulama dan tokoh islam. Dan benar saja, ini sudah semakin menghangat akibat adanya rekomendasi 200 ini," kata Aa Gym.
Seperti yang diketahui, Aa Gym sendiri masuk dalam daftar 200 nama ulama yang direkomendasikan oleh Kemenag.
"Secara pribadi saya juga nggak layak masuk, masih banyak guru saya yang berilmu tinggi dan belum masuk," kata dia.
Untuk itu, menurut Aa Gym, sebaiknya rilis ini bisa dievaluasi lagi untuk menghindari adanya grup ulama pemerintah dan non pemerintah.
Ia kemudian mencontohkan Ustaz Haikal Hassan yang tidak masuk dalam daftar 200 ulama tersebut.
Baca: Terpopuler, Kakak Ipar Ungkap Perlakuan Acid ke Adara Semasa Hidup dan Penyakit yang Disembunyikan
Menurut Aa Gym, ustaz yang dikenal keras dalam menyampaikan pendapatnya itu tidak memiliki bibit-bibit radikal sama sekali.
"Ustaz Haikal ini baik, tidak radikal, jinak kok walaupun bicaranya begini," jelasnya.
Ia juga mengatakan, kalau semua penceramah harus identik dengan jinak dan lembut, maka tidak akan ada keberagaman.
"Jangan anggap yang tegas itu serta merta dianggap radikal, karena itu diperlukan di negara ini. Saya harap kita tetap berbaik sangka, tapi memang harus sangat peka dalam posisi ini," tambahnya.
Aa Gym juga menegaskan, kalau dengan adanya isu pemboman ini kemudian ulama dilitsus, itu jelas sangat tidak adil.
"Saya mengerti ini memang tidak dimaksudkan oleh Pak Menag, tapi sudah terasa dampaknya, banyak teman-teman saya yang dieliminir. Tolonglah jangan selalu dikaitkan dengan islam tiap ada pemboman," ujarnya lagi.
Baca: Waspada! Serangan Jantung Berbahaya Bernama Angin Duduk, Begini Penjelasannya
Untuk itu, Aa Gym juga menyarankan agar melibatkan semua pihak dalam kasus pemboman ini, karena tidak cukup hanya dengan undang-undang saja.
"Saya mohon semua pihak lebih peka dan bijaksana, jangan sampai mengarah ke umat islam. Saya yakin tidak cukup hanya undang-undang, libatkan lebih banyak orang berpengaruh yang bisa memperbaiki umat," tandasnya.