Wanita Inggris Identik Pakai Topi di Acara Resmi, Ternyata Ini Sejarahnya Terinspirasi Ratu Prancis
Para perempuan Inggris ini terlebih putri Kerajaan, terinspirasi oleh istri Charles I, Henrietta dari Perancis yang menyanggul rambutnya.
Penulis: Yuyun Hikmatul Uyun | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tak hanya melihat prosesi pemberkatan nikah Pangeran Harry dan Meghan Markle, masih ada yang menjadi sorotan.
Pernikahan akbar atau royal wedding putri bungsu Putri Diana ini dilangsungkan pada Sabtu (19/5/2018) di St. George’s Chapel di Windsor Castle.
Para tamu undangan yang hadir pun jadi bahan perbincangan.
Lihat saja ada George dan Amal Clooney, David dan Victoria Beckham, Oprah Winfrey, Serena William, hingga para sepupu Putri Diana.

Baca: Jelang Siang, Lalu Lintas Di Jalan Raya Tajur Bogor Ramai Lancar
Diantara para tamu ini, terkhusus para wanitanya semua seragam mengenakan topi berbagai gaya di kepala mereka.
Topi-topi cantik ini semakin mempercantik penampilan para tamu wanita.
Bahkan Ratu Elizabeth II, Camilla Parker Bowles, hingga Kate Middleton yang termasuk anggota inti keluarga Kerajaan Inggris pun ikut mengenakan topi.

Selain Inggris, tidak ada negara yang mengharuskan para wanita memakai topi atau fascinator di acara resmi kerajaan.
Rupanya pemakaian topi ini sudah tradisi secara turun temurun di Kerajaan Inggris.
Baca: Diundang ke Pernikahan Mantan? Simak Dulu Nih Tipsnya
Bagaimana sejarahnya?
Mengutip dari Allure, tahun 1600-an, perempuan Inggris terpapar oleh mode Perancis yang sedang trend saat itu.
Para perempuan Inggris ini terlebih putri Kerajaan, terinspirasi oleh istri Charles I, Henrietta dari Perancis yang menyanggul rambutnya.

Saat Charles II mendapatkan kembali tahtanya pada 1660, tren hiasan rambut juga kembali meningkat.
Perempuan Inggris banyak mengadopsi gaya rambut fontage yang dipopulerkan oleh Marquise de Fontage.
Gaya rambut fontage pada dasarnya adalah kombinasi dari hiasan kepala dan gaya rambut tinggi.
Di atasnya ditambah dengan hiasan bunga, pita, jaring, atau topi kecil.
Baca: Jaga Jarak Aman, Pertigaan Simpang Pasir Kuda Arah Ciomas Saat Ini Ramai Lancar
Di tahun 1770-an Marie Antoinette 'iseng' menambahkan beberapa helai bulu burung unta dan burung merak ke rambutnya yang disudah diberi hairspray.
/cdn.vox-cdn.com/uploads/chorus_image/image/58218987/MA_Lebrun.0.jpg)
Sejak saat itulah fascinator juga mulai dikenal dan banyak dipakai.
Baca: Ini 7 Manfaat Tidur Siang Saat Bulan Puasa, Ternyata Bisa Memperkuat Daya Ingat Lho
Dilansir dari Eonline, pada awalnya sejak tahun 1823 sering diadakan pesta Ladies Day di Royal Enclosure dan para wanita wajib mengenakan topi sebagai "Mahkota" kepala mereka.
Di tahun 1860-an topi ini pun dianggap paling bergaya ketika dimiringkan ke salah satu sisi kepala.

Sebelum fascinator tenar menjadi aksesoris untuk masyarakat kelas atas, para wanita di abad 19 memakai renda atau selendang di kepala untuk menutupi bagian belakang kepala.
Menurut Encyclopedia Britannica, fascinator jenis ini menambah kesan misteri menggoda untuk gaya Victoria.
Tahun 1930-an, fascinator berevolusi menjadi tudung berenda.
Setelah itu, muncullah istilah "doll hats" yang lebih mirip dengan fascinator yang sekarang ini.
Topi boneka mendapatkan popularitas di kalangan wanita Amerika dan Eropa.
Baca: Ini 7 Manfaat Tidur Siang Saat Bulan Puasa, Ternyata Bisa Memperkuat Daya Ingat Lho
Tahun 1950-an dan 1960-an berkaitan dengan fascinator modern yang dikenal "topi koktail."
Topi ini terdiri dari beberapa dekorasi, bulu atau kerudung jaring.
Cara pakainya hanya ditempelkan agar tidak merusak tatanan rambut.
Namun penyebutan nama fascinator mulai dikenal sejak 1960-an.
"Aslinya, fascinator itu berukuran kecil dengan tambahan aksesori kecil," kata Suzanne Cotton, kepala desain busana di Columbus College of Art and Design kepada Good Morning America, dikutip dari ABC News.
Fascinator sendiri definisianya adalah sesuatu yang mirip topi tapi berbentuk pita, sisir, atau klip dengan hiasan bulu-bulu si atasnya.
Jika topi memiliki fungsi melindungi wajah di saat panas, fascinator lebih bersifat dekoratif.
Tahun 1970-an dan 1980-an, fascinator modern bermunculan di kalangan elit mode.
Selain dipakai saat pesta pernikahan, fascinator atau topi juga dipakai saat acara balad kuda seperti Royal Ascot dan Kentucky Derby.
Benda ini dipakai hanya saat siang hari.
Jika acara diadakan malam hari, maka para wanita akan menggantikan fascinator dengan tiara.
Baca: Pesawat Kepresidenan Mendarat di Bandara Kertajati Majalengka, Jokowi: Ini Sejarah
Lama-lama tradisi ini mulai diterapkan di pesta-pesta pernikahan atau pesta lainnya.
Ratu yang memerintah kerajaan Inggris pun sudah mewajibkan pemakaian topi ini di setiapa ada acara-acara besar atau pesta pernikahan.
Ratu Elizabeth yang bertanggung jawab menjalankan tradisi ini.
Ia selalu memakai topi di setiap kesempatan.
Kini para wanita Inggris lebih kerap kali terlihat memakai fascinator.
Menurut William Hanson, seorang pengajar etika di The English Manner, ini dianggap sebgai etika yang tepat bagi para wanita untuk mengenakan topi ke pernikahan kerajaan, dilansir dari Huffington Post.
Topi atau fascinator ini juga merupakan bagian dari struktur sosial di Inggris.
Beberapa wanita memilih memakai fascinator untuk menyoroti kekayaan dan status sosial mereka.
Baca: Pesawat Kepresidenan Mendarat di Bandara Kertajati Majalengka, Jokowi: Ini Sejarah
Warga negara asing yang diundang dalam pesta kerajaan Inggris pun harus mengikuti tradisi ini.
Seperti Oprah Winfrey dan Serena William yang merupakan warga Amerika.

Mereka diundang dalam acara Royal Wedding Pangeran Harry dan Meghan Markle.
Mereka pun menyesuaikan dengan memakai fascinator.