Keracunan Tutut
85 Warga Bogor Keracunan Usai Makan Tutut, Penjual Akui Ada Perbedaan Warna Kuah
Supiah yang menjual olahan kerang dari distributor berinisial J, merasa ada perbedaan dari segi warna kuah.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT - Makanan olahan dari kerang atau biasa disebut tutut disebut-sebut menjadi penyebab 85 warga Kampung Sawah, Kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara, Kota Bogor, keracunan.
Tak hanya warga, seorang pengecer tutut, Supiah (46) juga turut menjadi korban.
Supiah yang menjual olahan kerang dari distributor berinisial J, merasa ada perbedaan dari segi warna kuah.
" Enggak basi kayanya, cuma pembeli ada yang nanya juga heran melihat perbedaan tutut, kok ini yang satu keruh kuahnya yang satu enggak," ujarnya.
Meski demikian pembeli dan penjual pun tidak menaruh curiga.
Bahkan Supiah sempat memakan satu bungkus tutut yang ia jajakan.
"Saya aja makan satu bungkus, awalnya enggak ada yang aneh biasa saja," ujarnya.
Hanya saja selang satu hari badannya mendadak menggigil dan perih pada perutnya disertai muntah.
"Iya malam tadi menggigil, muntah, terus ada warga sama petugas yang lagi ngecek k erumah, terus saya dibawa ke Puskesmas dan dari puskesmas langsung dirujuk ke RSUD," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubeah menjelaskan, bahwa tutut atau keong merupakan makanan yang memiliki protein yang tinggi.
"Tutut itu makanan yang mengandung protein yang tinggi, jadi setelah di olah tidak boleh dikonsumsi lebih dari enam jam, kalau lebih dari enam jam itu sudah beracu," ucapnya.
Ia pun menyebutkan bahwa keracunan tersebur sudah masuk ke dalam kategori kejadian luar biasa (Klb).
Pihaknya pun sudah mengambil sample tutut untuk diperiksa.