Keracunan Tutut
Warga Keracunan Usai Makan Tutut, Kadinkes Kota Bogor Bagikan Tips Mengolahnya
Rubeah menjelaskan, bahwa tutut atau keong merupakan makanan yang memiliki protein tinggi.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Ardhi Sanjaya
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR BARAT - Makanan olahan dari keong atau akrab disebut tutut menjadi perbincangan masyarakat, khususnya di Kota Bogor.
85 orang di Kampung Sawah, Kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara, Kota Bogor mengalami keracunan usai menyantap tutut saat berbuka puasa pada Jumat (26/5/2018).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Rubaeh menyatakan Kota Bogor kini status kejadian luar biasa (KLB).
"Iya ini masuk ke dalam Klb, bagi warga yang tidak memiliki Bpjs biaya pengobatan ditanggung pemkot," katanya Sabtu (26/5/2018).
Rubeah menjelaskan, bahwa tutut atau keong merupakan makanan yang memiliki protein tinggi.
Namun jika dimakan dalam jangka waktu yang lama, tutut bisa menimbulkan racun.

"Tutut itu makanan yang mengandung protein yang tinggi, jadi setelah diolah tidak boleh dikonsumsi lebih dari enam jam, kalau lebih dari enam jam itu sudah beracu," ucapnya.
Sementara itu dari pantauan TribunnewsBogor.com, di kawasan Bogor Utara memang banyak sekali penjual tutut.
Sebut saja di sepanjang Jembatan Ceger atau Jembatan Cinta.
Disitu berapa pedagang tutut mulai dari pedagang yang menggunakan mobil hingga motor berjajar.
Bukan hanya itu, varian rasanya oun bermacam-macam, mulai dari tutut bumbu kuning hingga tutut kuah rendang.
Hingga saat ini TribunnewsBogor.com pun sedang berusaha mengkofirmasi kepada pihak Disperindag Kota Bogor terkait fenomena pedagang tutut tersebut.