Ini 4 Fakta Kericuhan Lomba Pukul Bedug di Kantor Wali Kota Jakarta Barat Hingga Kemenangan Dianulir

Acara lomba bedug yang pemenangnya akan kembali diadu ditingkat provinsi itu didikuti oleh sembilan peserta.

Penulis: Damanhuri | Editor: Damanhuri
net
Ilustrasi Lomba Bedug 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Lomba bedug yang di gelar Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat berakhir ricuh.

Lomba yang seharusnya berjalan damai dan meriah ini malah diwarnai kekacauan.

Bahkan, satu kelompok peserta lomba yang menjadi juara harus didiskulifikasi lantaran kericuhan itu.

TribunnewsBogor.com merangkum fakta-fakta yang terjadi saat lomba hingga berkahir kericuhan.

Baca: 4 Anak Tampan Zinedine Zidane, Pelatih Muslim Antar Real Madrid Juara, Awas Bisa Bikin Klepek-klepek

1. Peserta Lomba mengamuk

Para peserta yang mengikuti lomba rupanya tak terima dengan keputusan dewan juri.

Tak ayal, kesalahpahaman pun muncul hingga terjadi cekcok mulut.

Menurut Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Kota Jakarta Barat, Yunus Burhan mengatakan, kericuhan terjadi lantaran adanya kesalahpahaman.

Lebih lanjut ia mengatakan, kesalah pahaman dalam acara festival Lomba Pukul Bedug di Kantor Wali Kota Administrasi Jakarta Barat terjadi antara juri dan peserta.

"Hanya kesalahpaham saja, miskomunikasi di saat pengumuman lomba pemenang," katanya seperti dikutip Warta Kota, saat menghubungi Warta Kota, Senin (28/5/2018)

Baca: Buka-bukaan, Raffi Ahmad Mengaku Ingin Menikahi Aura Kasih Jika Tidak dengan Nagita Slavina

Baca: Ini Penampakan Tol Bocimi Seksi I yang Hampir Selesai

Baca: Tampil Full Makeup Saat Umroh, Krisdayanti Dibanjiri Nyinyiran Netizen, Mau Ibadah Apa Konser?

2. Peserta Kecamatan Tak terima

Para peserta yang diutus dari kecamatan tak terima apabila yang memenangkan lomba itu dari peserta binaan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat.

"Para peserta yang ikut lomba pukul bedug itu merupakan pilihan masing-masing kecamatan setempat. Sementara, ada satu kelompok atau peserta yang merupakan binaan kami (Pemkot Jakarta Barat) turut serta. Kami yang para kan memilih yang terbaik untuk lanjutkan di lomba tingkat provinsi, kebetulan yang menang ialah peserta dari binaan kami. Tetapi, para peserta lomba utusan masing-masing kecamatan saat itu tidak terima," kata Yunus.

Baca: Terungkap ! Ini yang Menyebabkan Pelaku Dendam Hingga Habisi Nyawa Gadis Kecil ke Dalam Karung Beras

Baca: Gaji Megawati dan Anggota Lain Akan Dirapel Sejak BPIP Berdiri

3. Pemenang dianulir juri

Yunus menambahkan, dengan berat hati akhirnya pemenangnya pun dianulir dan peserta lomba dari binaan di Pemkot Jakarta Barat diminta untuk mundur.

"Yang peserta lomba dari binaan, mau tak mau mengalah lah jadinya. Haduuh.." singkat Yunus sembari menerangkan pemasalahan itu sudah selesai dan kondusif.

Baca: Pria Asal Jakarta Ditemukan Tewas di Apartemen Surabaya, Polisi Temukan Barang Bukti Kosmetik

4. Peserta dari Kecamatan dan Binaan Pemkot

Acara lomba bedug yang pemenangnya akan kembali diadu ditingkat provinsi itu didikuti oleh sembilan peserta.

Delapan peserta berasal dari kecamatan dan satu peserta berasarl dari binaan pemkot.

Setelah hasil kemenangan dianulir lantaran menuai protes, saat ini pemenang pertama jatuh pada Kecamatan Tambora, juara kedua Kebon Jeruk dan juara ketiga Palmerah, terakhir Kecamatan Kembangan.

"Grup peserta berjumlah sembilan. Antara lain, delapan Kecamatan dan satu yang merupakan binaan Kota. Semuanya main, dan kami itu cari yang terbaik. Ternyata yang terbaik kan binaan kami. Namun masalah itu sudah beres. Perihal juaranya Tambora, juara dua Kebon Jeruk, dan juara tiga Palmerah serta juara empatnya dari kecamatan Kembangan," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved