Tak Terima DPR Stop Rapat Saat Purbaya Bahas Kasus Dana Mandek, Anak Menkeu Bongkar Rencana Ayahnya

Anak Menkeu tak terima dengan momen sang ayah, Purbaya Yudhi Sadewa paparannya dihentikan oleh DPR saat membahas soal kasus dana mandek BI.

Penulis: khairunnisa | Editor: khairunnisa
kolase Youtube Tribunnews
VIRAL ANAK MENKEU: Yudo Sadewa, anak Menkeu tak terima dengan momen sang ayah, Purbaya Yudhi Sadewa paparannya dihentikan oleh DPR saat membahas soal kasus dana mandek BI. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Momen paparan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa diberhentikan oleh DPR RI Komisi XI tengah jadi sorotan.

Pasalnya saat Purbaya sedang membahas soal kasus dana mandek hingga tim investigasi khusus yang akan ia buat di Kementerian Keuangan, Ketua Komisi XI DPR RI, Misbakhun tiba-tiba menghentikan rapat.

Diwartakan sebelumnya, Purbaya melaksanakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan DPR RI Komisi XI pada Rabu (10/9/2025).

Dalam rapat tersebut, Purbaya mengurai pemaparan hingga rencananya untuk perekonomian Indonesia ke depan.

Baru dilantik pada 8 September 2025, Purbaya mengaku sudah punya gambaran terkait hal apa saja yang bakal ia lakukan guna memperbaiki perekonomian di tanah air.

Sebelumnya, Purbaya mengurai pandangannya tentang kondisi perekonomian Indonesia di dua presiden berbeda.

Purbaya membandingkan kondisi ekonomi Indonesia saat dipimpin SBY dan Jokowi yang sama-sama dua periode.

Kata Purbaya, perekonomian Indonesia di era SBY mengalami pertumbuhan yang besar.

"Di zaman pak SBY rata-rata (ekonomi) tumbuh 17 persen lebih, akibatnya uang di sistem cukup, kredit tumbuh 22 persen. Jadi pada waktu zaman pak SBY, walaupun dia enggak bangun infrastruktur abis-abisan, private sektor yang hidup yang menjalankan ekonomi. Itu berhubungan juga dengan rasio tax," ungkap Purbaya Yudhi Sadewa dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan youtube DPR RI, Jumat (12/9/2025).

Sedangkan di era Jokowi, diungkap Purbaya, perekonomian Indonesia hanya mengalami pertumbuhan sedikit.

"Pada zaman pak Jokowi, uang tumbuh hanya sekitar 7 persen. Bahkan dua tahun sebelum krisis itu tumbuhnya 0 persen. Memang ekonomi sedang dicekek, saya enggak tahu waktu itu, karena saya di maritim. 2020 saya diminta bantu 'pak kenapa gini pak, bapak bangun mati-mati pun enggak bisa, karena mesin ekonomi kita pincang'. Karena hanya pemerintahan yang jalan, sedangkan yang 90 persen berhenti atau diperlambat," imbuh Purbaya.

Setelah mengetahui perbedaan dua era pemerintahan sebelumnya, Purbaya mengaku tahu harus melakukan apa.

Sebagai Menteri Keuangan yang baru, Purbaya bakal menghidupkan kembali dua sektor penting di ekonomi yakni moneter dan fiskal.

Karenanya, Purbaya minta waktu dan dukungan untuknya.

"Tugas saya di sini menghidupkan mesin moneter dan mesin fiskal. Saya mohon restu dari parlemen untuk saya menjalankan tugas itu. Langkah pertama sudah kami jalankan, saya sudah lapor ke presiden 'pak, saya akan taruh uang ke perekonomian, saya sekarang punya 425 triliun di BI cash, besok saya taruh 200 triliun', lagi dijalankan. Saya minta ke bank central, jangan diserap uangnya, ekonomi akan bisa hidup lagi," ujar Purbaya.

Baca juga: Geleng Kepala Soal Gaya Koboi Menkeu Purbaya Sadewa, Mahfud MD: Kompetensi Saja Tidak Cukup

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved