Viral Wanita Curhat Anaknya Dicekal Naik Pesawat, Ini Penjelasan Autisme dan Mitosnya, Sering Salah

Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena hanya gangguan yang terjadi pada otak sehingga otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal.

Penulis: Yuyun Hikmatul Uyun | Editor: Yuyun Hikmatul Uyun
istimewa
autisme 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Wanita asal Yogyakarta ini cerita soal anaknya yang dicekal naik pesawat terbang karena autis.

Kisah ini ia bagikan di media sosial Instagram miliknya, Senin (11/6/2018) beberapa jam yang lalu.

Dalam cerita tersebut, wanita ini menuturkan pada hari Sabtu (9/6/2018) kemarin ia dan keluarganya hendak mudik ke Balikpapan dengan menggunakan pesawat Citilink.

Ketika hendak masuk ke pintu pemberangkatan, petugas bandara membawa anaknya Anna ini ke posko kesehatan.

Ketika tiba di posko kesehatan, NA, anaknya Anna ini menangis histeris.

Anna menyebut hal tersebut karena banyak petugas bandara yang mengawal anaknya.

Bahkan Anna menyebut jika dirinya dan anaknya ini seolah seperti buronan narkoba.

curhatan wanita yang anaknya dicekal naik pesawat
curhatan wanita yang anaknya dicekal naik pesawat (instagram)

Baca: Bingung Karena Ditinggal Pacar, Mamah Muda Ini Buang Bayi yang Baru Dilahirkannya

Baca: Ditinggal Bus, Pemudik Wanita Ini Meninggal di Dapur Rumah Makan Jalan Raya Tuban-Semarang

Bahkan usai anaknya dibawa ke posko kesehatan, ibu dari anak ini pun sampai harus menjadwal ulang keberangkatannya.

Hari ini, ketika hendak berangkat, keluarga ibu ini pun harus kembali dicekal karena alasan tersebut.

Bahkan, di surat tersebut tertulis tidak laik terbak karena 'autis'.

Namun, kini pihak keluarga sudah mendapatkan permintaan maaf dari pihak maskapai.

Sang ibu menuliskan bahwa besok ia dan keluarganya akan berangkat lagi.

Nasib anak autis yang dicekal naik pesawat
Nasib anak autis yang dicekal naik pesawat (Kolase Tribun Bogor)

Baca: Klarifikasi Soal Tuhan Malu Tak Kabulkan Doa, Amien Rais : Saya Bicara Tidak Sembarangan

Baca: Punya Obsesi Sejak Kecil, Pria Asal Tiongkok Ini Ciptakan dan Bangun Pesawat Sendirian

Lalu, apa sebenarnya autis?

Melansir dari wikipedia, autisme adalah kelainan perkembangan sistem saraf pada seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas dan kadang-kadang telah dapat dideteksi sejak bayi berusia 6 bulan. 

Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan yang merupakan bagian dari gangguan spektrum autisme atau Autism Spectrum Disorders (ASD) dan juga merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung Gangguan Perkembangan Pervasif atau Pervasive Development Disorder (PDD).

Yang perlu digarisbawahi adalah autisme ini bukanlah suatu penyakit kejiwaan.

Autisme bukanlah penyakit kejiwaan karena ia merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak sehingga menyebabkan otak tersebut tidak dapat berfungsi selayaknya otak normal.

Baca: Klarifikasi Soal Tuhan Malu Tak Kabulkan Doa, Amien Rais : Saya Bicara Tidak Sembarangan

Baca: Mudik Gunakan Kereta Api, Kenalan Yuk dengan Masinis Ganteng Ini, Banyak yang PDKT Ternyata

Pada tahun 2014 yang lalu, Duta Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI), dr Lula Kamal menyatakan dengan jelas bahwa autisme ini tidak menular.

Autisme hanyalah gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak tidak dapat fokus terhadap sesuatu.

"Autisme adalah gangguan tumbuh kembang sehingga membutuhkan penanganan khusus, dan autisme itu bukan penyakit dan tidak menular lho," ujar dr Lula, ditemui di Senayan City pada Kamis (23/10/2014).

Baca: Gagas Minuman Soda Berkolagen, Mahasiswa Perikanan IPB Juarai Lomba Karya Tulis Ilmiah

Lalu, dilansir dari hellosehat.com, ada beberapa mitos yang selama ini beredar di masyarakat soal autisme.

Berikut diantaranya:

1. Imunisasi pada anak bisa sebabkan autisme - mitos

Fakta: Pada bulan Agustus 2011 Institute of Medicine menyatakan tidak ada hubungan antara imunisasi dengan autisme.

Hal tersebut juga didukung dan diperkuat dengan lebih dari 1000 penelitian.

Sehingga, imunisasi aman dilakukan dan harus dilakukan untuk mencegah anak mengalami penyakit infeksi.

2. Semua anak autis biasanya jenius - mitos

Fakta: Kecerdasan dan kemampuan setiap anak akan berbeda-beda, termasuk juga anak yang idap autisme.

IQ yang mereka miliki ini pun berbeda-beda dan bisa dipengaruhi oleh berbagai hal.

Jadi, anak autisme tak langsung dianggap bahwa anak tersebut jenius.

Baca: Punya Obsesi Sejak Kecil, Pria Asal Tiongkok Ini Ciptakan dan Bangun Pesawat Sendirian

Baca: Gagas Minuman Soda Berkolagen, Mahasiswa Perikanan IPB Juarai Lomba Karya Tulis Ilmiah

3. Anak autisme tidak memiliki emosi dan tidak bisa merasakan kasih sayang - mitos

Fakta: Anak autisme itu sama seperti anak yang sehat dan normal.

Mereka pun bisa merasakan kasih sayang yang diberikan oleh orang-orang di sekitarnya.

Tidak hanya itu, mereka juga bisa merasakan stress, bahkan marah sekali pun.

Terbukti seperti yang dialami anak ibu tadi yang cerita, bahwa anaknya langsung menangis histeris begitu banyak petugas bandara membawanya ke posko kesehatan.

Anggapan bahwa anak autis ini tidak memiliki emosi ini muncul karena biasanya mereka ini tidak seperti anak-anak yang normal.

Anak autisme ini memiliki caranya tersendiri untuk mengungkapkan perasaannya dan sebagian dari mereka susah untuk mengungkapkannya dalam ekspresi wajah.

Baca: Klarifikasi Soal Tuhan Malu Tak Kabulkan Doa, Amien Rais : Saya Bicara Tidak Sembarangan

Baca: Mudik Gunakan Kereta Api, Kenalan Yuk dengan Masinis Ganteng Ini, Banyak yang PDKT Ternyata

4. Autisme bisa disembuhkan - mitos

Fakta: Kalau harus jujur, sampai saat ini belum ada obat yang digunakan untuk menyembuhkan anak autisme.

Sindrom autisme adalah kondisi biologis sehingga tidak dapat disembuhkan.

Namun hal ini bukan berarti tidak ada penanganan medis yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala serta tanda yang terjadi pada anak autisme.

Anak autisme membutuhkan terapi serta penanganan yang tepat sejak dini.

Terapi ini akan sangat mempengaruhi kecepatan anak dalam beradaptasi, berkomunikasi lebih baik, serta bersosialisasi dengan teman-temannya.

Akan tetapi, tentunya tak akan diperoleh secara instan, butuh waktu memang.

Akan tetapi, apabila terapi ini dilakukan secara sabar dan rutin, maka akan membantu kehidupan sosial mereka.

Baca: Dikenal Karena Panasnya, 5 Tempat Wisata Dunia Ini Sampai Disebut Gerbang Menuju Neraka

Baca: Bingung Karena Ditinggal Pacar, Mamah Muda Ini Buang Bayi yang Baru Dilahirkannya

5. Anak autisme tidak dapat berubah dan tidak bisa hidup mandiri - mitos

Fakta: sindrom autisme bukan merupakan kondisi yang tetap, namun gejala dan tanda akan berubah dari waktu ke waktu.

Hal tersebut tergantung pada terapi dan pengobatan yang dilakukan sang ibu kepada si anak.

Keadaan si anak akan membaik seiring dengan bertambahnya umur.

Namuan, apabila terapi ini tak berlangsung baik, biasanya gejala yang muncul bisa saja semakin buruk, seperti mengalami kejang-kejang atau epilepsi.

Anak autisme ini sangat butuh dukungan dan perhatian terlebih dari keluarga di sepanjang hidup mereka.

Karena berkat dukungan keluarga, mereka bisa berkembang, dan hidup seperti orang normal.

Baca: Tidak Ada Kepadatan Kendaraan Di Simpang Sentul Sore Ini

Baca: Dikenal Karena Panasnya, 5 Tempat Wisata Dunia Ini Sampai Disebut Gerbang Menuju Neraka

6. Anak yang mengalami autisme tidak bisa berbicara - mitos

Fakta: sindrom autisme dapat terjadi dengan gejala yang berbeda-beda pada setiap anak.

Sama seperti soal kecerdasan pada anak autisme.

Beberapa anak bisa jadi akan kesulitan untuk berkomunikasi secara verbal.

Namun, ada anak yang bisa berbicara dan berkomunikasi walaupun menggunakan kata-kata yang terbatas.

Tetapi, sebenarnya semua anak yang mengalami autisme dapat belajar dan berlatih untuk berkomunikasi dan berbicara dengan baik dan benar.

Maka dari itu, penanganan dan terapi sanagt dibutuhkan untuk anak autisme.

Baca: Tidak Ada Kepadatan Kendaraan Di Simpang Sentul Sore Ini

Baca: Mudik Gunakan Kereta Api, Kenalan Yuk dengan Masinis Ganteng Ini, Banyak yang PDKT Ternyata

7. Sindrom autisme adalah penyakit gangguan otak - mitos

Fakta: Autisme yang sebenaranya adalah gangguan pada perkembangan mental dan saraf seseorang.

Ternyata gejala yang timbul tidak hanya terkait dengan masalah otak saja.

Anak dengan autisme sering kali mengalami gangguan pencernaan serta alergi terhadap berbagai hal.

Baca: Bingung Karena Ditinggal Pacar, Mamah Muda Ini Buang Bayi yang Baru Dilahirkannya

Baca: Dikenal Karena Panasnya, 5 Tempat Wisata Dunia Ini Sampai Disebut Gerbang Menuju Neraka

8. Hanya anak laki-laki yang mengalami sindrom autisme - mitos

Fakta: Anak perempuan juga memiliki kemungkinan yang sama.

Sindrom autisme ini dapat terjadi pada siapapun tidak memandang etnis, suku, kelompok umur, dan gender.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved