Siapa Sangka, Masalah Kejiwaan Manusia Ternyata dapat Dijelaskan Oleh Simpanse
Namun, gagasan tentang adanya kemungkinan simpanse memiliki kepribadian yang sama seperti manusia sebenarnya tidak begitu populer,
"Ini menggarisbawahi pentingnya hipokampus, tidak hanya dalam mengatur emosi, tetapi juga dalam fondasi neurobiologis dari dimensi disposisional yang lebih luas (seperti disposisi alpha) dan sifat-sifat kepribadian halus (seperti impulsif)," kata Latzman.
• Wali Kota Bima Arya Hari Ini Hadiri Acara Puncak Peringatan Hari Koperasi ke-71
Tidak hanya pada simpanse, tingkah laku "Alpha" juga terlihat dalam manusia.
Lebih lanjut, tingkah laku tersebut memiliki kaitan dengan berbagai macam kondisi kesehatan kejiwaan, sehingga temuan ini memungkinkan manusia untuk mengembangkan teknik diagnostik dan pengobatan yang lebih baik untuk penderita gangguan kejiwan pada manusia.
"Meskipun individu yang memenuhi kriteria diagnostik untuk gangguan kejiwaan yang sama tidak selalu menunjukkan gejala yang sama, mereka umumnya cenderung berbagi ciri-ciri kepribadian dasar yang sama," jelas Latzman.
"Penelitian semacam ini dapat membantu para ilmuwan untuk mengembangkan intervensi yang menargetkan disposisi terkait penyakit kejiwaan," pungkas Latzman.
• Nonton Semifinal Piala Dunia Pakai Jersey MU, Begini Teriakan Kecewa Via Vallen Saat Inggris Kalah
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapa Sangka, Masalah Kejiwaan Manusia dapat Dijelaskan oleh Simpanse",