Beda Nasib Dengan Zohri, Fauzan Juara Dunia Karate Kini Jadi Pegawai Toko dan Gagal Jadi Polisi
Kini, Ozan menjalani pekerjaaannya sebagai karyawan di sebuah toko retail, membantu perekonomian keluarga.
Penulis: yudhi Maulana | Editor: Damanhuri
Kemudian, dia mencoba peruntungan menjadi polisi tetapi gagal karena tak lolos seleksi.
Terakhir, Ozan mencoba melamar sebagai anggota Satpol PP di Provinsi Kalimantan Selatan.
Hingga saat ini, belum ada kelanjutan dari lamaran yang diajukannya.
Kini, Ozan menjalani pekerjaaannya sebagai karyawan di sebuah toko retail, membantu perekonomian keluarga.
Ibu Ozan, Jamariah (56), bekerja sebagai tukang pijat.
Saat dihubungi Kompas.com, Selasa (17/7/2018), Ozan berharap, ke depannya, ada perhatian pemerintah terhadap para atlet yang telah mengharumkan nama negara.
• Kecurigaan Denada Sebelum Dokter Mendiagnosis Shakira Idap Leukemia, Timbul Sepulang Liburan
"Kenapa atlet-atlet dibeda-bedakan antara atlet lain, enggak ada perhatiannya pemerintah sama atlet-atlet. Apakah pemerintahnya lagi kesibukan mengurus rakyat atau gimana," kata Ozan sebagaimana dikatakan kepada Kompas.com.

Perjuangan Menuju Ceko
Perjuangan mengikuti kejuaraan dunia karate Perjalanan Ozan dan pelatihnya untuk berangkat mengikuti kejuaraan karate tradisional tingkat dunia, WASO World Championship, tak mudah.
Ia sempat mengalami kesulitan biaya untuk mendanai perjalanannya ke Ceko.
Bantuan dari sejumlah pihak, termasuk Korda Federasi Karate Tradisional Indonesia Kalimantan Selatan akhirnya mewujudkan keinginan Fauzan bertarung di kancah dunia.
• Cerita Pelda Subandi, Dampingi Keluarga Hingga Jaga Sepatu Butut Lalu Muhammad Zohri
"Sempat bingung karena kesulitan biaya, padahal harus ngurus visa dan tiket pesawat. Tapi, kemudian kami dibantu oleh beberapa pihak asing dan dapat bantuan dari Ketua Korda Federasi Karate Tradisional Indonesia," ujar Ozan.
Pihak WASO World Championship juga memberikan bantuan dan kemudahan seperti menyediakan fasilitas tempat istirahat, dan keperluan sehari-hari selama mereka tinggal di Ceko.
Namun, segala fasilitas yang didapatkan ini harus dibayar setelah kejuaraan selesai.
"Setelah pengumuman kejuaraan, kami mengganti uang yang kami pinjam ke pihak WASO," ujar Ozan.