Sopir Angkot Nyaleg Di Kota Bogor, Pernah Berangkat Ke Singapura Untuk Study Banding

Tidak terkecuali dari sopir angkutan kota (Angkot) yang ingin bertarung merebutkan kursi legislatf di Kota Bogor pada tahun 2019 mendatang.

Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Damanhuri
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Kusno Sumantri (46) Bakal Calon Legislatif di Kota Bogor 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho

TRIBUNNRWSBOGOR.COM, TANAHSAREAL - Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) di Kota Bogor datang dari berbagai latar belakang.

Tidak terkecuali dari sopir angkutan kota (Angkot) yang ingin bertarung merebutkan kursi legislatf di Kota Bogor pada tahun 2019 mendatang.

Kusno Sumantri (46) memantapkan langkahnya di dunia politik setelah mendapat mandat untuk maju dalam pemilihan legislatif (Pileg) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang.

Pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai sopir angkutan kota trayek 16 jurusan Salabenda ini tengah sibuk dan fokus di partai politik.

Bukan hanya itu pria kelahiran 13 Desember 1972 itu pun menjabat sebagai ketua jalur di trayek 16 pada Organisasi Angkutan Darat.

"Sehari-hari gini aja ngurusin angkot, saya di organda juga sekarang saya fokus dulu di partai," ujar pria yang sudah empat tahun menjadi bagian dari Partai Gerindra Kota Bogor itu.

Bukan hanya itu, pada tahun 2013 lalu Kusno mendapat kesempatan dari Dinas Perhubungan Kota Bogor untuk mengikuti study banding ke Singapur.

Disana susno mengikuti kuliah singkat di salahsatu perguruan tinggi yang berfokus kepada angkutan darat.

Bahkan Ia pun pernah menyandang predikat sopir terbaik.

"Saya dapat sertifikasi sekolah tinggi transportasi darat, Iya setelah itu saya diajak untuk study banding, awalnya saya kira mimpi sampai saya bilang ke Singaparna kali pak, tapi ternyata serius beneran tahun 2013 itu saya berangkat," ujar Warga Kelurahan Sukadamai.

Mengenai sepakterjangnya di dunia politik rupanya Kusno sudah sering turun ke wilayah.

Disela sela rutinitasnya seminggu dua kali Ia pun turun ke warga.

"Sudah empat tahun lalu turun ke bawah, ikut menjelaskan apa itu paradoks dan revolusi putih, seminggu dua kali turun kenbawah, pergerakan kader itu, jadi saya sudah banyak mendengar dan mengetahui apa permasalahan di masyarakat," ucapnya saay ditemui TribunnewsBogor.com, Rabu (18/7/2018).

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved