Idul Adha 2018

Idul Adha 2018 -Ini Hal yang Dianjurkan Bagi Orang yang Berkurban Menurut Ustaz Abdul Somad

Pada Idul Adha 2018, hal yang dianjurkan bagi orang yang berkurban menurut Ustaz Abdul Somad yakni tidak memotong kuku dan rambut di wajah.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Soewidia Henaldi
google images
Ustaz Abdul Somad 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tak lama lagi, umat muslim akan merayakan hari raya Idul Adha 2018.

Banyak dari umat muslim yang sudah membeli hewan kurban untuk dipotong di hari raya Idul Adha 2018.

Ada beberapa hal yang dianjurkan bagi orang yang berkurban saat Idul Adha 2018 menurut Ustaz Abdul Somad.

Dilansir dari akun YouTube Tafaqquh Video, Ustaz Abdul Somad mengatakan, kalau kita sudah melihat hilal, yakni sudah masuk tanggal 1 Dzulhijah, maka disarankan jangan memotong beberapa rambut di tubuh.

"Kamu mau berkurban, jangan potong kumis, jangan cukur kumis, jangan cukur jenggot, jangan pangkas rambut dan jangan potong kuku dari sejak tanggal 1-10 Djulhijah," katanya dikutip TribunnewsBogor.com, Sabtu (18/8/2018).

Meski begitu, kata Ustaz Abdul Somad, hukumnya tidak diwajibkan, melainkan sunnah.

Untuk itu, jangan sampai hadist itu dibacakan pada orang lain tapi tidak dijelaskan bahwa hukumnya sunnah.

"Jangan disampaikan hadistnya saja, jelaskan hukumnya, jangan yang dimaksud haram atau makruh, wajib atau sunnah, hukumnya sunnah, untuk memotong rambut dan kuku ini," jelasnya.

Ustaz Abdul Somad juga menjelaskan, pelajaran yang diambil dari sunnah tersebut yakni terapi.

"Dari tanggal 1-10 mulai panjang janggut dan kumis, kuku mulai panjang, maka pagi tanggal 10, setelah memotong hewan kurban kemudian memotong kuku, merapikan kumis dan janggut, kemudian setelah itu dengan semangat baru, kuku baru, janggut baru, kumis baru, ini terapi," katanya.

"Kalau bapak mau buat silahkan, andai tidak mampu tidak apa-apa. Tapi perbuatan ini baik," tandasnya.

Pahala Puasa Bulan Djulhijjah

Pada 10 hari di awal bulan Dzulhijjah, yakni mulai 13 Agustus 2018 hingga 22 Agustus 2018, dikenal sebagai har-hari emas sepanjang tahun 2018.

Bahkan 10 hari itu menjadi hari yang mengalahkan 10 hari terakhir di bulan Ramadan.

Penetapan awal bulan Dzulhijjah pun sudah digelar oleh Kementerian Agama RI di Jakarta, pada sidang isbat awal Dzulhijah 1439 Hijriah, Sabtu (11/8/2018).

"Maka diputuskan berdasarkan sidang isbat bulan Dzulkaidah 1439 Hijriah disempurnakan dengan cara istikmal atau digenapkan menjadi 30 hari maka Sabtu (11/8/2018) malam merupakan tanggal 30 Dzulkaidah.

"Dengan demikian 1 Dzulhijjah 1439 H jatuh pada Senin 13 Agustus dan 10 Dzulhijjah atau Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Rabu, 22 Agustus 2018," ujar Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Muhammadiyah Amin.

Hari raya Idul Adha juga dikenal dengan hari raya Haji.

Pasalnya, di saat yang sama, kaum muslimin yang tengah melaksanakan ibadah haji sedang menjalankan rukun haji yang utama yaitu wukuf di Arafah.

Idul Adha juga dikenal sebagai hari raya kurban.

Di mana para umat muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan melaksanakan kurban.

Menjelang perayaan Idul Adha 1439 H ada beberapa sunnah yang bisa dilakukan di bulan Dzulhijjah.

Salah satunya adalah dengan menunaikan puasa sunnah.

Sosok Joni yang Panjat Tiang Demi Merah Putih Berkibar di Timur Indonesia, Dapat Beasiswa Sampai S1

Banyak sekali keutamaan serta pahala selama 10 hari awal di bulan Dzulhijjah.

"Tidak ada hari-hari yang lebih disukai Allah untuk digunakan beribadah sebagaimana halnya hari-hari sepuluh Dzulhijjah."

Alasan Mistik Soekarno di Balik Angka Keramat 17, Turunnya Al Quran dan Jumlah Rakaat Shalat

"Berpuasa pada siang harinya sama dengan berpuasa selama satu tahun dan salat pada malam harinya sama nilainya dengan mengerjakan salat pada malam lailatul qadar." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Baihaqi).

1. Puasa Arafah

Puasa Arafah adalah salah satu puasa sunnah yang bisa dilakukan jelang hari raya Idul Adha.

Biasanya, puasa ini dilakukan setiap tanggal 9 Dzulhijjah, di mana kaum Muslimin yang tengah melaksanakan ibadah haji sedang menunaikan wukuf di Arafah.

Idul Adha 2018 - Ini Hukum Berkurban untuk Orang yang Sudah Meninggal Kata Ustaz Abdul Somad

Untuk mengimbangi mereka, umat muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji dianjurkan untuk berpuasa.

Keutamaan puasa Arafah sungguh istimewa.

Yakni, dihapuskan segala dosa selama satu tahun yang lalu, dan setahun yang akan datang dijaga Allah untuk tidak berbuat dosa atau maksiat.

Ramalan Zodiak Hari Ini 18 Agustus 2018, Cancer Harus Waspada Nih, Ada Musuh Dalam Selimut

Hal itu sebagaimana tertuang dalam hadis yang diriwayatkan Abu Qatadah al-Anshari ra, "Dan Rasulullah SAW ditanya tentang berpuasa di hari Arafah. Maka, baginda bersabda, 'Ia menebus dosa setahun yang telah lalu dan setahun yang akan datang'.” (HR Imam Muslim).

Selain itu, umat muslim yang berpuasa Arafah akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda di hari tersebut.

2. Puasa Tarwiyah

Sebelum melaksanakan puasa Arafah, umat muslim dapat menunaikan puasa Tarwiyah.

Artinya, puasa Tarwiyah dapat dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah.

Keistimewaan puasa Tarwiyah adalah menghapus dosa yang dibuat tahun lalu.

Adapun, niat puasa Tarwiyah sebagai berikut.

"Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala."

Artinya, "Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."

3. Puasa Dzulhijjah

Ketika bulan Dzulhijjah tiba, umat muslim mulai dapat melaksanakan puasa Dzulhijjah.

Dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah hingga 7 Dzulhijjah.

Adapun keutamaan puasa Dzulhijjah setiap harinya berbeda-beda.

Tanggal 1 Dzulhijjah

Allah mengampuni Nabi Adam AS di Arafah, maka yang berpuasa di hari itu akan diampuni dosa-dosanya.

Tanggal 2 Dzulhijjah

Allah mengabulkan doa Nabi Yunus AS dan mengeluarkannya dari perut ikan nun, maka orang yang berpuasa di hari itu sama seperti beribadah dan berpuasa satu tahun tanpa maksiat.

Tanggal 3 Dzulhijjah

Allah mengabulkan doa Nabi Zakariya AS, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dikabulkan doanya.

Tanggal 4 Dzulhijjah

Nabi Isa AS dilahirkan, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihilangkan kesusahan dan dikumpulkan bersama orang mulia di hari kiamat.

Tanggal 5 Dzulhijjah

Nabi Musa AS dilahirkan dan dimuliakan munajatnya, maka orang yang berpuasa di hari itu akan terlepas dari sifat munafik dan siksa kubur.

Tanggal 6 Dzulhijjah

Allah membukakan pintu kebaikan semua nabi, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dipandang Allah dengan penuh rahmat dan kasih sayang.

Tanggal 7 Dzulhijjah

Pintu neraka jahanam dikunci dan tidak akan dibuka sebelum berakhir pada 10 Dzulhijjah, maka orang yang berpuasa di hari itu akan dihindarkan dari 30 pintu kemelaratan dan kesukaran dan dibukakan 30 pintu kemudahan untuknya.

Puasa di bulan Dzulhijjah dianjurkan dilakukan bagi kaum Muslimin yang tidak melaksanakan ibadah haji.

Sementara bagi mereka yang sedang berhaji, haram hukumnya untuk melaksanakan puasa sunnah di bulan Dzulhijjah.

Karena pada tanggal tersebut, umat muslim yang menunaikan ibadah haji tengah melaksanakan rukun haji yaitu wukuf di Padang Arafah.

Salah satu bagian dari Keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah disyariatkannya ibadah udhiyah.

Yaitu, menyembelih hewan kurban yang dapat berupa hewan ternak, di antaranya sapi, kerbau, domba, kambing, atau unta.

>> Niat puasa Dzulhijjah

"Nawaitu shauma syahri dhilhijjati sunnatan lillahi ta’ala."

Artinya, "Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala."

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved