Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Rupiah Melemah, Produksi Tempe di Bogor Tak Terpengaruh

Lanjutnya, normalnya harga bahan baku itu membuat harga tempe saat ini masih tetap stabil, belum ada perubahan.

Penulis: Afdhalul Ikhsan | Editor: Ardhi Sanjaya
TribunnewsBogor.com/Afdhalul Ikhsan
Pengusaha tempe di Kampung Cibuluh, Rt 5 Rw 8 Kelurahan Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Afdhalul Ikhsan

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, TANAH SAREAL - Meski nilai tukar rupiah terhadap dollar melemah harga bahan baku kedelai untuk memproduksi tempe belum berpengaruh.

Pengusaha tempe di Kampung Cibuluh, Rt 5 Rw 8 Kelurahan Kedung Badak, Tanah Sareal, Kota Bogor, Tora (60) mengatakan harga bahan baku tempe masih normal.

Ia menyebut harga kedelai masih berkisar Rp 800 ribu per-kwintal

"Masih normal, harga bahan bakunya 800 ribu per kwintal berarti 100 kilogram," ucapnya saat ditemui TribunnewsBogor.com.

Lanjutnya, normalnya harga bahan baku itu membuat harga tempe saat ini masih tetap stabil, belum ada perubahan.

"Untuk tempe harga masih normal antara Rp 5 ribu untuk ukuran yang kecil, Rp 10 ribu untuk tempe ukuran besar," paparnya.

Bahkan kata dia, untuk ukuran tempe tidak ada pengurangan sama sekali, masih seperti biasanya.

"Kalau kacang mah kompak gak boleh kita naikin sendiri, gak boleh kita kurangi ukurannya, kecuali kalau semuanya naik kita juga naik. Tapi dampak rupiah anjlok ya, gak rugi mah gak tapi pas pasan doang," ungkapnya.

Tora hanya mengeluhkan sehari ia hanya mampu menjual kurang lebih 10 kilogram ke pasar dan warteg.

"Kita bawa ke pasar, warteg kita bawa kesana, iya gak nentu kadang 10 kilogram kadang juga lebih iya itu pas pasan itu saja sih keluhannya," ujarnya.

Tora mengatakan, tempe yang dijual merupakan hasil olahannya sendiri, di mana bahan bakunya ia peroleh dari orang China di pasar anyar.

"Iya kan ini yang modalin orang China ngambilnya di pasar anyar sana. Kalau bayarnya kalau kacangnya habis tempe terjual baru setor untungnya gitu aja. Apalagi karyawan ku banyak," bebernya.

Ia berharap semoga anjloknya rupiah tak seperti tahun sebelumnya yang membuat beberapa karyawannya harus diliburkan.

"Iya karyawan tiga orang, dulu sempat saya liburkan karena krisis moneter, semoga saja jangan terjadi lagi. Untungnya saja saat ini masih bisa bayar gaji karyawan sehari Rp 110 ribu," tukasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved