Bogor Istimewa
Kabupaten Bogor Istimewa Dan Gemilang

Baru Lulus SMK, Wanita Ini Bunuh Bayi yang Baru Lahir Lalu Dibawa ke Tempat Kerja

Hamil dari hasil hubungan intim bersama pacarnya sejak masih duduk di bangku SMK. Dan kehamilan itu disembunyikan dari orang tuanya

Editor: Yudhi Maulana Aditama
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Pelaku TAS (19) yang membunuh dan mengubur bayinya diamankan Polsek Denpasar Barat, Jumat (14/9/2018). TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA 

Polisi langsung mengamankan TAS.

Pelaku disangkakan pasal 341 KUHP 36 yang menjelaskan seorang ibu yang dengan sengaja menghilangkan nyawa anaknya ketika akan dilahirkan atau beberapa saat setelah dilahirkan dengan ancaman hukuman maksimal tujuh tahun penjara.

Barang bukti yang diamankan polisi yakni 1 buah tas warna biru, 1 buah handuk warna biru ada bercak darah, dan 1 buah cetok.

Adapun pacar pelaku dengan inisial (R), yang ditemani berhubungan intim, dijadikan saksi oleh kepolisian karena tidak terkait dalam kasus pembunuhan tersebut.

Bayi Membusuk

Sementara itu dari hasil autopsi forensik di RSUP Sanglah, belum bisa memastikan penyebab kematian bayi malang tersebut.

Apalagi mengidentifikasi tanda luka pembekapan pada mulut yang tidak begitu jelas terlihat.

Kepala Bagian/SMF Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Ida Bagus Putu Alit, menjelaskan kondisi jenazah bayi seberat 3,1 kilogram ini sudah mengalami pembusukan tingkat lanjut.

Diperkirakan waktu kematian bayi terjadi sejak 3-4 hari sebelum diperiksa.

Diterangkan Alit, kondisi bayi hingga organ dalamnya ini sudah membusuk sehingga penyebab kematian dan dilahirkan hidup masih belum bisa ditentukan.

"Secara medis bercak yang dicurigai luka pembekapan itu musti dikonfirmasi terlebih dahulu lewat data penunjang yang diperoleh dari pemeriksaan tingkat jaringan (patologi anatomi)," terang dia saat dikonfirmasi Tribun Bali, Jumat (14/9/2018).

Dalam proses ini (patologi anatomi), nantinya akan melalui berbagai proses medis melalui pemeriksaan kasar, mikroskopik, dan molekuler atas organ, jaringan, dan sel.

Pihaknya akan mengambil sampel jaringan dari seluruh organ tubuh dan bagian tubuh yang meragukan dilihat dengan mata telanjang (gross apearance).

"Prosesnya makan waktu lama karena melalui berbagai tahap pemeriksaan jaringan. Perlu waktu lama sekitar 1 bulan hasilnya baru keluar. Ini sudah mulai kami kerjakan," terangnya.

Pihaknya juga tidak menemukan adanya tanda-tanda perawatan pada bayi umur 10 bulan kandungan itu.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved