5 Fakta Runtuhnya Hotel Roa Roa Usai Gempa di Palu, Nasib Atlet Para Paralayang Hingga Cara Evakuasi
Belum adanya alat berat saat itu membuat usaha penyelamatan korban oleh tim SAR terbatas lantaran banyaknya puing-puing besar bangunan yang roboh.
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Tim SAR masih berusaha keras mencari puluhan korban yang diduga masih terjebak di balik reruntuhan hotel Roa Roa Jl.Pattimura, Kota Palu.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (1/10) Hotel Roa-Roa runtuh setelah gempa bermagnitudo 7,4 dan tsunami melanda.
Berikut 5 fakta terkait runtuhnya hotel Roa-Roa yang terletak di kawasan Maesa, Kelurahan Lolu Timur tersebut.
1. Miliki 80 kamar, 76 telah terisi
Menurut BNPB, hotel Roa Roa merupakan salah satu bangunan yang menderita kerusakan paling parah.
"Dilaporkan, di hotel yang memiliki 80 kamar itu terdapat 76 kamar yang sedang terisi oleh tamu hotel yang menginap," ujar Kepala Pusat, Data, dan Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam jumpa pers di kantor BNPB, Sabtu (29/9) siang.
Belum adanya alat berat saat itu membuat usaha penyelamatan korban oleh tim SAR terbatas lantaran banyaknya puing-puing besar bangunan yang roboh.
• Laga Timnas U-16 Indonesia vs Australia Hari Ini, Fakhri : Kekalahan Tahun Lalu Jadi Pelajaran
2. Nasib Atlet Paralayang

Diketahui ada sekitar 30 atlet Paralayang yang menginap di hotel Roa Roa saat musibah terjadi.
Kepala Pelatih Tim Nasional Paralayang saat Asian Games 2018 kemarin, Gendon Subandono mengatakan dari ke-30 atlet tinggal tujuh orang yang belum diketahui keberadaannya hingga Minggu pagi.
"Kan saya sudah mendata semua yang ada di situ, yang belum ada kabar tinggal 7 orang itu," katanya melalui sambungan telepon.
• TERPOPULER - Korban Gempa di Palu Deby Fatimah, Penghafal Quran yang Tertimpa Reruntuhan Bangunan
3. Diduga korban yang terjebak 50 orang
M Syaugi selaku Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) mengatakan pihaknya masih berusaha melakukan proses evakuasi di hotel Roa Roa.
Ia menduga masih banyak korban yang tertimbun di bawah material reruntuhan.
Akan tetapi jumlah pasti korban belum sepenuhnya diketahui.
"Informasi dari manajer hotel. Kurang lebih 50-60 orang belum dievakuasi dalam reruntuhan bangunan ini. Namun beberapa sudah kita evaluasi ada yang selamat dan meninggal dunia," katanya , Minggu (30/9/2018).
"Bangunan ini ambruknya betul-betul kolaps. Bisa saja ada yang masih hidup, tapi belum bisa selamat karena belum ada alat berat," tambah Syaugi.
• Penyelundupan Sabu Modus Nasi Bungkus Lewat Jasa Ojek Online di Lapas Cipinang Berhasil Digagalkan
4. Korban tertimbun puing bangunan hotel mulau ditemukan
Tim SAR temukan korban di reruntuhan hotel
Dua korban tewas ditemukan oleh tim SAR Palu dari reruntuhan hotel Roa Roa.
Humas Kantor SAR Palu Fatmawati, menyebutkan satu korban berhasil ditemukan pukul 09.30 WITA, atas nama Ikhsan Imbang (35), warga Jakarta.
Sedangkan 1 lagi korban meninggal dunia ditemukan Sabtu (29/9) malam, belum diketahui identitasnya.
"Selain itu, hingga pagi ini, ada 5 korban dievakuasi dalam kondisi selamat," jelas Fatma, dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu.
"Informasi dari manajemen hotel, dari 50 kamar hotel yang tersedia, ada 26 kamar yang terisi tamu. Per kamar diisi antara 1-2 orang. Perkiraan ada 50-an orang," tambahnya.
• Jadwal Lengkap MotoGP Thailand 2018 dan Link Siaran Langsung di Trans7
5. Evakuasi harus hati-hati
Tim SAR telah dikerahkan untuk melakukan proses evakuasi di hotel Roa Roa.
Mereka harus hati-hati karena reruntuhan hotel juga bisa membahayakan nyawa.
"Material dari gedung yang runtuh itu tidak hancur, beton-beton (yang menumpuk) jadi kendala kami dalam mengevakuasi korban. Kami juga harus pelan-pelan karena jangan sampai evakuasi korban justru menimbulkan korban," kata Fatmawati.
Selain itu juga karena masih sering terjadi gempa susulan sehingga tim SAR harus benar-benar berhati-hati dan proses ini.
• Kontingen Atlet Asian Para Games (APG) 2018 Dari Tiga Negara Sudah Berada di Wisma Atlet
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Fakta di Balik Reruntuhan Hotel Roa Roa, Korban Selamat hingga Kabar Atlet Paralayang",
Penulis : Michael Hangga Wismabrata
Editor : Reni Susanti