Pilpres 2019

Dahnil Anzar Sebut Gempa Palu Bukan untuk Pencitraan Politik, Kader PSI: Nyinyir dan Keji

Dedek menanggapi cuitan Dahnil Anzar yang menyarankan pemerintah untuk menetapkan bencana di Palu dan Donggala sebagai bencana nasional.

Penulis: Vivi Febrianti | Editor: Damanhuri
Kolase/TribunWOw
Dedek Prayudi dan Dahnil Anzar 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi ikut mengomentari cuitan Jubir Jokowi-Sandi, Dahnil Anzar soal aksi pemerintah dalam penanganan gempa di Palu.

Ia bahkan menyebut cuitan yang ditulis oleh Dahnil Anzar itu merupakan sesuatu yang nyinyir dan keji.

Hal itu disampaikan oleh Dedek di akun Twitternya, @uki_dedek, Senin (10/1/2018).

Ia menanggapi cuitan Dahnil Anzar yang menyarankan pemerintah untuk menetapkan bencana di Palu dan Donggala sebagai bencana nasional.

Hal itu kata dia, dilakukan agar dunia internasional banyak membantu ke lokasi bencana.

Di akhir kalimatnya, ia juga menyebut kalau peristiwa ini tentang kemanusiaan, bukan citra politik jelang pilpres.

"Demi kebaikan semua, knp tidak Pemerintah menyatakan ketidakmampuan menangani semua.

Lombok saja belum tuntas, maka nyatakan palu, donggala, lombok sbg bencana nasional, dan dunia internasional akan banyak membantu.

Ini tentang kemanusiaan bukan citra politik jelang pilpres," tulisnya.

Cuitan itu kemudian ditanggapi oleh Dedek Prayudi yang menyebut kalau cuitannya adalah sesuatu yang nyinyir bahkan keji.

Sebelum menyampaikan itu, Dedek mengatakan kalau ia sangat menghormati Dahnil Anzar.

3 Hari Terjepit Runtuhan yang Ambruk karena Gempa Palu, Fitri Ditemukan Saat Teriak Minta Makan

Sebanyak 18 Jenazah Korban Gempa dan Tsunami Dimakamkan Massal di Palu

"Saya sangat menghormati mas Dahnil.

Perbedaan pendapat tentang respon tanggap darurat itu biasa.

Tapi meyebut pemerintah melakukan pencitraan politik hanya karena berbeda pendapat tentang metode respon tanggap darurat adalah sesuatu yang nyinyir dan keji," tulisnya.

Cuitan Dedek Prayudi di Twitter, Senin (10/1/2018).
Cuitan Dedek Prayudi di Twitter, Senin (10/1/2018). (Twitter/Dedek Prayudi)

Gus Nadir

Menanggapi cuitan tersebut, salah seorang tokoh NU yang juga dosen di sekolah hukum Monash Australia, Nadirsyah Hosen, memberikan responnya.

Gus Nadir, sapaan karibnya menyatakan keheranannya terhadap permintaan Dahnil Anzar.

Sebab menurut Gus Nadir, bukan bantuan dunia internasional yang kini dibutuhkan korban bencana ataupun bangsa.

Melainkan sikap saling mendukung antar anak bangsa guna mempercepat pemulihan pasca gempa.

Alih-alih setuju dengan permintaan Dahnil Anzar, Gus Nadir malah menyebut nantinya akan ada isu lain jika bantuan dari internasional itu berdatangan.

Sempat Sulit Hubungi Pasha Ungu, Enda Lega Akhirnya Bisa Video Call dengan Sahabat

Penjarahan Toko Makanan dan SPBU Pasca Gempa di Palu Jadi Tontonan, Mendagri Akui Warga Kelaparan

Yakni soal jargon anti asing serta isu-isu mengenai SARA.

Bagi Gus Nadir, momen bencana yang kini tengah di hadapi bangsa seharusnya digunakan untuk mempersatu bangsa.

Ia juga meminta Dahnil Anzar untuk menghentikan perdebatan mengenai status bencana nasional.

"Lho bro @Dahnilanzar kok malah ngarep bantuan luar? Entar ada yg tereak2 anti aseng, anti asing, atau waspada kristenisasi.

Kenapa gak kita saling support saja sesama anak bangsa? Bencana harusnya menyatukan dan menguatkan kita. Ini bukan waktunya berdebat, bro," tulis Gus Nadir, Minggu (30/9/2018).

Cuitan Gus Nadir
Cuitan Gus Nadir (Twitter @na_dirs)
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved