Pemadam Kebakaran Sebut Warga Kota Bogor Belum Paham Pakai Listrik

Lalu kompor, sambung Marse, banyak masyarakat yang terlalu panik bila muncul percikan api.

Penulis: Sachril Agustin Berutu | Editor: Ardhi Sanjaya
(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)
Kebakaran di Rumah Tahanan Donggala, Sulawesi Tengah, Minggu (30/9/2018) pasca kerusuhan tahanan. Kerusuhan dipicu permintaan narapidana dan tahanan dibebaskan untuk menemui keluarga yang terkena musibah gempa tidak dipenuhi. Sekitar 100 tahanan dikabarkan melarikan diri. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Sachril Agustin Berutu

TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TIMUR - Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Satuan Polisi Pamongpraja Kota Bogor, Marse Hendra Saputra mengatakan kurangnya pengetahuan masyarakat Kota Bogor masih menjadi penyebab utama terjadinya kebakaran.

Menurut Marse, 60 persen kebakaran di Kota Bogor terjadi akibat dari kesalahan manusia.

"Masih banyak ketidakpahaman masyarakat tentang menggunakan listrik dengan baik. Sekira 60 persen, penyebab paling banyak terjadinya kebakaran karena itu. Sisanya, karena faktor alam, bisa kekeringan lalu kebakar ilalang, tersambar petir, dan dari gas alam," katanya, di Pos Pemadam Kebakaran Sektor Sukasari, jalan Pajajaran No. 1, Sukasari, Bogor Timur, Senin (8/10/2018).

Ia menambahkan, pemasangan saklar listrik yang berlebihan menjadi satu di antara faktor terjadinya kebakaran.

Tak hanya itu, penumpukan saklar di stop kontak juga bisa memicu terjadinya kebakaran.

"Masyarakat harus membiasakan diri untuk mencabut saklar listrik bila tidak digunakan," lanjutnya.

Human error juga disebabkan karena pemakaian lilin.

Dikatakan Marse, banyak orang-orang yang membiarkan lilinnya begitu saja ketika telah dinyalakan.

Padahal, bila lilin dibiarkan hidup dan ditaruh di tempat yang mudah terbakar, masa bisa memicu terjadinya kebakaran.

Lalu kompor, sambung Marse, banyak masyarakat yang terlalu panik bila muncul percikan api.

Katanya, bila muncul percikan api di kompor, masyarakat bisa melakukan langkah awal agar api tidak membesar.

"Bila ada percikan api ketika sedang memasak atau menyalakan kompor, segera cabut regulator tabung gas, lalu mematikan apinya. Pemadaman api sebenarnya mudah, dengan kain tebal atau selimut yang telah dibasahi, Insya Allah akan mati," jelasnya.

Membakar sampah pun dikatakannya bisa memicu terjadinya kebakaran.

Menurutnya, ketika membakar sampah, banyak orang yang meninggalkan sampah yang dibakarnya begitu saja.

"Beberapa kejadian di Kota Bogor, sampah yang dibakar ditinggalkan begitu saja. Tak lama, sampah terkena angin dan menyebar ke bahan lainnya sehingga terjadilah kebakaran. Ini adalah hal-hal simpel yang seharusnya dipahami," tutup Marse.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved