Pilpres 2019
Ditanya Capres yang Akan Dipilih Jokowi Atau Prabowo, Gus Nadir Sebut Tergantung Kelakuan Pendukung
Gus Nadir yang juga tokoh NU ini banyak yang mengira akan dukung penuh Jokowi-Ma'ruf Amin, ternyata ini fakta yang sebenarnya.
Penulis: Uyun | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM -- Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Nadirsyah Hosen atau akrab disapa Gus Nadir membongkar calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) yang akan dipilihnya di Pilpres 2019.
Penentuan capres-cawapres antara Jokowi-Ma'ruf Amin atau Prabowo-Sandi ini diungkapkan oleh Gus Nadir di akun Twitter pribadinya, Selasa (9/10/2018).
Gus Nadir ini seperti diketahui tak tergabung dalam tim pemenangan Prabowo-Sandi maupun Jokowi-Ma'ruf Amin.
Namun, Gus Nadir yang seorang tokoh NU ini banyak yang mengira dirinya secara pasti akan mendukung penuh Jokowi.
Pasalnya cawapres Jokowi, Ma'ruf Amin ini juga seorang tokoh NU.
Pengungkapan capres cawapres yang diusung Gus Nadir ini terkuak setelah menjawab cuitan dari seorang netizen bernama @mwrofi.
"Dukung Jokowi bukannya dukung KH Ma'ruf Amin juga khan Prof..??
Saya dukung Jokowi meneladani langkah Ulama Ulama NU yg memberi dukungan ke Jokowi, jd kalau saya pribadi tdk pernah merasa Jumawa.
Kalo Prof sendiri dukung siapa ya..?" cuit netizen bernama Mahruf Wijaya di akun Twitter @mwrofi, Senin (9/10/2018).
• Gus Nadir Sindir Rocky Gerung Pakai Kisah Nasrudin Hoja, Profesor yang Paling Pintar Se-Medsos
Mendapat pertanyaan tersebut, staf akademik di Monash Law School ini secara tegas mengaku belum menentukan pilihan.
Namun setelah menunjukkan ketegasannya, Gus Nadir justru mencuitkan jawaban yang cukup panjang untuk menguatkan pernyataan sebelumnya.
Menurut Gus Nadir, ia justru ingin melihat kinerja Jokowi selama 5 bulan ke depan.
Ia pun ingin melihat program-program yang ditawarkan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam kontestasi Pilpres 2019 mendatang.
Gus Nadir pun ingin melihat program kerja yang ditawarkan Prabowo apakah lebih baik dari Jokowi.
Akan tetapi di akhir kalimat, Gus Nadir malah menyebut bahwa pilihannya ini tergantung dari kelakuan pendukung kedua pasangan capres-cawapres.
"Spt pernah saya twit bbrp kali, saya belum tentukan pilihan.
Saya msh mau lihat Jokowi tuntaskan agendanya 5 bulan ke depan, serta tawarkan program 5 th berikutnya.
Saya jg mau melihat bgm Prabowo tawarkan program yg lebih baik.
Saya jg mau lihat kelakuan pendukung mrk berdua," jawab Gus Nadir menjawab pertanyaan dari @mwrofi.

• Tanggapi Pernyataan Ahok Soal Untung 100 Triliun dari Reklamasi, Anies : Diatur Pakai Koboy-koboyan?
• Sempat Kritik Habis-habisan, Andi Arief Tarik Semua Ucapannya Soal Pertemuan IMF di Bali
Mengenai pernyataan Gus Nadir yang menyebut kelakuan pendukung capres-cawapres, ternyata dosen tetap di Universitas Australia ini pernah menyindir salah satu pendukung dari kubu Prabowo.
Pendukung yang disindir Gus Nadir ini adalah kelakuan Rocky Gerung yang menanggapi kasus hoax Ratna Sarumpaet.
Gus Nadir menyindir Rocky Gerung dengan menggunakan kisah Nasrudin Hoja.
Dikutip dari berbagai sumber, Nasrudin Hoja, adalah figur sufi yang dipercaya hidup sekitar abad ke-13 di Turki.
Nama belakang "Hoja" sendiri memiliki arti `guru`.
Ketika ia masih muda, ia banyak membuat ulah yang menarik untuk dijadikan pelajaran bagi teman-temannya.
Hingga ia dewasa, ia menjadi seorang yang bijak.
Gus Nadir menuliskan cerita ketika Nasrudin Hoja berjanji bertemu dengan seorang Profesor.
Hoja dan seorang profesor itu janji bertemu di rumah Hoja, namun saat tiba waktunya Hoja sedang tidak di rumah dan malah lupa dengan janjinya tersebut.
Karena menganggap Hoja ingkar janji, sang profesor pun menulis kata 'Dun*u' di pintu rumah Hoja.
"Nasrudin Hoja janjian ketemu dg Profesor.
Tapi saat Prof itu ke rumahnya sesuai waktu yg disepakati, Hoja malah tdk ada di rumah.
Setelah mengetuk sekian lama akhirnya sang Prof kesal dan mencoret pintu rumah Hoja dg tulisan: DUN*U.," tulis Nadir.
• TERPOPULER- Alissa Wahid Cerita Sopir Bentor Sebut Bisnis Ojol Milik Anak Jokowi, Ini Reaksi Gibran
Sesampainya di rumah, Hoja melihat tulisan itu dan langsung teringat pada janjinya ke sang profesor karena melihat tulisan tersebut.
Hoja pun segera mendatangi rumah sang profesor untuk meminta maaf.
"Nasrudin Hoja pulang ke rumahnya dan membaca tulisan di pintu.
Sadarlah dia bhw dia sdh lupa dg janjinya.
Berlarilah dia ke rumah sang Prof sambil minta maaf atas kealpaannya: “Saya baru ingat punya janji dg anda setelah saya membaca coretan nama anda Prof di pintu rumah saya!”," tulisnya lagi.
Gus Nadir pun kemudian memberikan keterangan kalau ada hikmah yang bisa diambil dari kisah Hoja tersebut.
Pelajaran yang bisa diambil, yakni jangan selalu mencaci seseorang dengan kalimat-kalimat kasar, sebab bisa saja cacian itu malah berbalik pada diri sendiri.
Ia pun menyambungkan kisah Hoja itu dengan pernyataan Rocky Gerung soal kasus Ratna Sarumpaet.
Sambil memposting video, ia mengajak netizen untuk menyimak video Rocky Gerung yang ia sebut sebagai orang paling pintar se-media sosial.
"Pesan: “Mendun*u2kan orang dungu itu keliru.
Lebih baik kita memujinya agar dia tdk membalas cacian.
Malah pujian itu membuat dia tdk sadar akan kedunguan dirinya.”
Dengan pengantar ini mari kita simak video dr Prof yg plg pintar se-medsos dan sering menulis namanya: DUN*U.," tulisnya.