Pikir Lagi Kalau Ingin Terobos Perlintasan Kereta, Jarak Kereta Hanya 1 KM Setelah Alarm Berbunyi
Ia menjelaskan, banyak masyarakat yang 'bandel', yakni masih tetap melaju ketika pintu palang rel kereta sudah ditutup.
Penulis: Sachril Agustin Berutu | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Sachril Agustin Berutu
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Bunyi alarm pada pintu perlentasan rel kereta sudah diatur secara otomatis.
Artinya, alarm akan otomatis berbunyi bila kereta akan mendekati perlintasan rel, sehingga bukan dinyalakan oleh pertugas perlintasan rel.
Seorang petugas perlintasan rel di Jalan RE martadinata, Ujang Achmad mengatakan tugasnya hanyalah menutup dan membuka pintu perlintasan rel.
"Palang kereta itu ditutup karena jarak kereta sudah dekat, bukan karena waktu kereta sampai lewat pos itu berapa lama. Masih banyak masyarakat yang salah kaprah," katanya, ketika ditemui di pos kereta api, di jalan RE Martadinata, Selasa (9/10/2018).
Ia menjelaskan, banyak masyarakat yang 'bandel', yakni masih tetap melaju ketika pintu palang rel kereta sudah ditutup.
Hal ini ia utarakan karena banyaknya pengendara yang menganggap bahwa ketika palang rel kereta baru ditutup, kereta masih jauh dan masih ada waktu untuk melintas.
Padahal alarm di perlintasan rel menyala secara otomatis ketika kereta akan mendekat,
Di bawah rel kereta, ada sebuah benda yang akan mengirimkan sinyal ke pos perlintasan kalau kereta akan melintas.
Sinyal tersebut akan menyalakan alarm di perlintasan palang pintu rel.
Karena alarm berbunyi, barulah petugas PJL menutup palang pintu rel kereta api.

"Jarak kereta menuju pos itu sekira satu kilometer (km). Dekat sekali kan? Sementara kecepatan kereta sendiri diatur masinis. Tapi, masinis juga masih mengikuti arahan dalam mengatur kecepatan kereta. Karena itu, tidak benar pemikiran kalau masih ada beberapa menit atau detik sampai kereta melewati palang rel," bebernya panjang lebar.
Selain itu, seorangpetugas juga akan berkomunikasi dengan petugas di pos lain untuk menginformasikan ketika kereta mau melintas dan telah aman melaju melalui pos-nya.
"Sebutannya alat yang biasa digunakan untuk komunikasi ini beda-beda. Ada yang bilang telepon, sebagian sebutnya toka," terangnya.
Seorang petugas bekerja selama 8 jam dan dalam satu hari, ada tiga shift.
Selama 8 jam bekerja, petugas tidak akan beristirahat karena harus membuka dan menutup palang rel ketika kereta akan melintas.
Ketika kereta telah melintas, petugas akan menginformasikan hal itu ke dan mencatatnya di sebuah buku bahwa kereta telah aman melintas.
"Setiap hari ada 183 dikali dua KRL yang melintas. Dikali dua itu maksudnya yang dari Bogor dan Jakarta. Jumlah ini hanya KRL ya, belum sama kereta barang, dan lain-lain," tutur Ujang.