Sariwangi Bangkrut
Cerita Dibalik Bangkrutnya Perusahaan Teh Sariwangi di Usia Setengah Abad Hingga Deretan Iklannya
Sariwangi merupakan perusahaan teh yang usianya sudah lebih dari setengah abad sejak berdiri pada tahun 1962.
Penulis: Damanhuri | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Pailit atau bangkrutnya perusahaan teh sariiwangi cukup menyita perhatian.
Pasanyal, pabrik teh Sariwangi yang berdiri di wilayah Gunungputri Kabupaten Bogor tersebut kini terbengkalai tak berpenghuni.
Teh Sariwangi merupakan salah satu produk teh ternama di Indonesia yang sudah dikenal masyarakat sejak lama.
Namun, terlepas dari itu semua rupanya menyimpan cerita dibalik bangkrutnya perusahaan teh sariwangi yakni PT. Sariwangi Agricultural Estate Agency (AEA).
Sariwangi merupakan perusahaan teh yang usianya sudah lebih dari setengah abad sejak berdiri pada tahun 1962.
Namun, usia yang tak lagi muda membuat perusahan teh yang berjaya pada masanya itu pun akhirnya menyerah dengan keadaan.
Dikutip dari Kompas.com, di era kejayaan PT Sariwangi AEA pada tahun 1989, Unilever melakukan akuisisi produk dan brand Teh Celup Sariwangi.
Setelah produk Teh Celup Sariwangi diakuisisi, PT Sariwangi tetap melanjutkan bisnisnya sebagai perusahaan yang bergerak di bidang trading, produksi, dan pengemasan teh.
Sariwangi masih menjual produk teh dengan merek SariWangi Teh Asli, SariWangi Teh Wangi Melati, SariWangi Teh Hijau Asli, SariWangi Gold Selection, SariMurni Teh Kantong Bundar.
Hingga beberapa tahun lalu, penjualan perusahaan ini pernah menyentuh 46.000 ton teh per tahun.

Selain itu, perusahaan ini juga menjadi penyuplai teh dalam kantong dengan produksi mencapai 8 juta kantong per tahun.
Pada Rabu (17/10/2018) Majelis Hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat mengabulkan permohonan pembatalan homologasi dari salah satu kreditur yakni PT Bank ICBC Indonesia terhadap Sariwangi Agricultural Estate Agency, dan Maskapai Perkebunan Indorub Sumber Wadung.
Seiring dengan keputusan tersebut, dua perusahaan perkebunan teh ini resmi menyandang status pailit.
Dua perusahaan ini terjerat utang hingga Rp 1,5 triliun ke sejumlah kreditur.
• Teh Sariwangi Bangkrut, Begini Kondisi Pabriknya di Bogor, Tak Terurus dan Pagarnya Dirantai
Salah satu penyebab dua perusahaan ini mengalami kesulitan keuangan adalah gagalnya investasi untuk meningkatkan produksi perkebunan.