Pilpres 2019
15 Menteri Gabung ke Tim Kampanye Jokowi-Mar'uf, Timses Prabowo : Takut Kalah
Soal 15 menteri yang merapat menjadi tim kampanye Jokowi-Maruf, timses Prabowo sebut kubu mereka takut kalah.
Penulis: khairunnisa | Editor: Vivi Febrianti
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Timses Prabowo , Ferry Juliantono menanggapi soal bergabungnya 15 menteri ke dalam tim kampanye Jokowi-Maruf.
Meski tidak dilarang undang-undang, timses Prabowo menyebut sebenarnya para menteri yang menjadi tim kampanye Jokowi-Maruf itu harusnya memperhatikan soal moral dan etika.
Hal itu disampaikan Ferry Juliantono dalam tayangan Kompas tv, Selasa (23/10/2018).
"Kalau dalam undang-undang, Aparatur Sipil Negara memang tidak diperkenankan (jadi tim kampanye). Tapi kalau Pak Cahyo Kumolo (Menteri Dalam Negeri) ikut bantu dukung kubu Jokowi-Maruf ini misalnya sebenarnya hanya soal moral, etika, tanggung jawab kepada publik," ujar timses Prabowo.
Lebih lanjut, Ferry Juliantono juga menjelaskan bahwa para menteri itu seharusnya mendedikasikan waktunya untuk kepentingan masyarakat.

Ia juga mengimbau bahwa para menteri seharusnya tidak boleh bersikap rancu yakni dengan menjadi pelayan publik sekaligus menjadi tim pemenangan salah satu calon presiden.
"Soal waktu, dedikasi sebagai menteri harus totalitas digunakan semuanya untuk kepentingan sebagai menterinya. Tidak boleh kemudian rancu digunakan untuk kepentingan kampanye salah satu kandidat. Itu yang harus dipertanggungjawabkan sebagai seorang menteri," ungkapnya.
Meski begitu, Ferry Juliantono mengaku memang peristiwa menteri mendukung salah satu pasangan calon presiden bukan merupakan kejadian pertama.
• Faisal Basri Sebut Musuh Utama Jokowi Bukan Prabowo : Ada Bahaya Musuh dalam Selimut
Karenanya ia pun tampak memakluminya.
Namun menurut Ferry Juliantono, dukungan menteri kepada salah satu calon presiden pada pemilu kali ini memiliki perbedaan.
Yakni dari segi jumlah menteri yang mendukung kubu Jokowi-Maruf.
"Memang (bukan pertama kali terjadi), tapi yang sekarang ini ada banyak, saya mencatat kurang lebih ada belasan," ucapnya.
Melanjutkan penjelasannya, Ferry Juliantono pun memberikan penilaiannya soal alasan mengapa kubu Jokowi-Maruf mendapat dukungan dari 15 menteri tersebut.
Ferry Juliantono menuding bahwa kubu Jokowi-Maruf takut kalah dalam pertarungan Pilpres 2019.
"Atau takut kalah juga. (Siapa yang takut kalah ?) ya dari kubu yang menggunakan menteri-menteri untuk ikut ke dalam timnya," imbuhnya.
• Prabowo Janji Akan Jemput Habib Rizieq, Syamsuddin Haris: Anda Jadi Capres untuk Indonesia atau HRS?
Mendengar pernyataan tersebut, kubu Jokowi-Maruf pun tertawa.
Johnny G Plate, Timses Jokowi-Maruf pun langsung angkat bicara soal tudingan 'takut kalah' tersebut.
Bagi timya, Johnny G Plate meyakini bahwa tudingan takut kalah itu bukan menjadi alasan utama mengapa para menteri mau mendukung Jokowi-Maruf.
"(Takut kalah ?) Ya sama sekali tidak lah," pungkasnya.
Bahkan menurut Johnny G Plate, jika 15 menteri masih dianggap kurang, timnya siap menambah lagi jumlahnya.

Sebab Johnny G Plate meyakini bahwa keputusan itu tidak melanggar undang-undang.
"Kalau 15 masih kurang kenapa nggak (tambah) sejauh tidak melanggar hukum, undang-undang. PKPU sudah mengatur dengan baik," jelasnya.
• Pengamat : Jokowi Dipilih Rakyat Tahun 2014 Karena Bahasanya yang Sederhana, Bukan Nyinyir
Tak hanya itu, Johnny G Plate malah balik menyindir timses Prabowo soal peristiwa saat penetapan undang-undang tentang pemilu tahun 2017.
Sebab dijelaskan Johnny G Plate, ada kader Gerindra yang saat itu menjadi pimpinan pansus.
Pansus itu lah yang kemudian menetapkan bahwa menteri boleh ikut berkampanye.
"Harus sejalan antara tutur dan tindakan politik. Fraksi Gerindra ini dulu jadi salah satu pimpinan pansusnya, yang dengan semangat agar keikutsertaan pejabat setingkat menteri (untuk mendukung capres di Pemilu) disetujui saat penyusunan undang-undang pemilu tahun 2017," sindir Johnny G Plate.
Mendengar sindiran tersebut, Ferry Juliantono pun langsung menjawabnya.
Menurut Ferry Juliantono, ia tidak bermaksud untuk membahas soal undang-undang.
Ferry Juliantono hanya memberitahukan soal tanggung jawab yang seharusnya dijalankan oleh para menteri ketika menjadi tim kampanye Jokowi-Maruf.
"Maksud saya itu berkaitan dengan tanggung jawab moril para menteri-menteri yang bersangkutan kepada publik. Jadi nggak ada hubungannya sama undang-undang," ujarnya.
• Prabowo Sebut 99 Persen Rakyat Indonesia Hidup Pas-pasan, Gus Nadir Sindir Dengan Kalimat Ini
Tim Kampanye Nasional pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin tak hanya diisi oleh politisi, tetapi juga para menteri di Kabinet Kerja.

Dari dokumen yang dipublikasi di situsweb KPU, tercatat ada 15 menteri Kabinet Kerja yang masuk dalam daftar tim kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin untuk Pilpres 2019.
Berikut 15 menteri Kabinet Kerja yang masuk ke Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin:
1. Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto.
2. Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani.
3. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo.
4. Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yassona Laoly.
5. Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita.
6. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sanjojo.
7. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
8. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri.
9. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.
10. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.
11. Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.
12. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya.
13. Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Syafruddin.
14. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono.
15. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto
• Fadli Zon Sebut Harta 4 Orang Terkaya Setara 100 Juta Orang Miskin, Tim Jokowi : Siapa Orangnya Bos?