Benda Menggantung Di Palang Perlintasan Kereta Api Bogor Ingatkan Warga Pada Sesosok Bule
Edi mengatakan bahwa warga tahu betul tentang kejadian tersebut karena warga banyak yang membantu mengevakuasi
Penulis: Naufal Fauzy | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Naufal Fauzy
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, CIBINONG - Warga Kampung Kranji Timur, Kelurahan Ciriung, Kabupaten Bogor terus berupaya agar tidak adanya lagi korban tewas akibat tertabrak kereta di perlintasan kereta di kampungnya itu.
Mulai dari memasang palang pintu perlintasan hasil swadaya masyarakat hingga menggantung manekin berkepala gundul untuk mencegah pengendara yang kerap menerobos palang pintu kereta.
Salah warga sekitar, Edi (63), mengatakan bahwa benda menggantung yang merupakan manekin ini juga diharapkan bisa mencegah anak-anak untuk mendekati perlintasan kereta api.
Selain itu, manekin yang dipasang, kata Edi, juga mengingatkan warga terhadap satu dari sekian banyak hal mengerikan yang pernah terjadi yakni melibatkan warga asing atau bule.
"Itu tanda-tanda aja. Soalnya banyak di sini yang meninggal (tertabrak). Yang kepalanya botak itu, warga Amerika ketabrak di sini," kata Edi kepada TribunnewsBogor.com, Minggu (28/10/2018).
Ingatan itu kata Edi cukup mengerikan karena bule tersebut tewas dengan kondisi luka cukup parah di bagian kepalanya.
• Cerita Dibalik Benda Menggantung Di Pintu Perlintasan Kereta Api Bogor, Sebelumnya Banyak yang Tewas
• Istri Korban Tragedi Lion Air Asal Bogor Masih Syok, Tetangga Bilang Darwin Pergi Untuk Bekerja
Hal itu terjadi, lanjut Edi, ketika bule yang diketahui pemain golf tersebut melakukan lari pagi sambil mendengarkan musik menggunakan earphone (headset).
Bule tersebut tidak menyadari adanya kereta yang sedang melintas ditambah palang pintu kereta api pun tidak menutup otomatis bahkan tak punya alarm peringatan.
"Lagi olahraga. Pecah kepalanya ditabrak kereta. Lagi joging dia, karena make headset," kata Edi.
Edi mengatakan bahwa warga tahu betul tentang kejadian tersebut karena warga banyak yang membantu mengevakuasi korban termasuk dirinya.
Setelah sekian banyak korban tewas, Edi berharap tidak ada lagi korban tewas di sekitar kampung tempat dia tinggal tersebut.
"Gak tega saya. Saya liat orang engap-engapan abis ketabrak di rel, kasihan juga, dan gak mungkin saya biarin gitu aja," ungkapnya