Cerita Ajum Jualan Asinan Jagung Bakar Sejak 1950, Dulu Namanya Rujak Jagung Manis Bakar
Ajum menceritakan bahwa sebelum berjualan Asinan Jagung Bakar di Gang Aut, dirinya sudah berjualan lebih dulu di Jalan Suryakancana.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR TENGAH - Sejak sekitar tahun 1950-an, Ajum (87) warga Kelurahan Gudang berjualan asinan jagung manis bakar di kawasan Jalan Suryakancana, Kota Bogor.
Ajum menceritakan bahwa sebelum berjualan di Gang Aut, dirinya sudah berjualan lebih dulu di Jalan Suryakancana.
"Kapungkur teu acan rame jiga kieu, nu dagang asinan jagung bakar bapak hungkul (dulu belum ramai seperti sekarang, yang jualan asinan jagung bakar bapak , palinga ada makanan-makanan lain," katanya Kamis (15/11/2018).
Ajum menceritakan bahwa saat itu asinan jagung bakar menjadi kuliner yang dicari oleh para wisatawan asing ataupun dari luar daerah Bogor.
Dulu, orang-orang menyebut kuliner ini sebagai rujak jagung bakar.
Seiring berjalanannya waktu, banyak para pembeli yang menyebutnya sebagai asinan jagung bakar.
"Namina emang rujak jagung bakar, lain asinan, dinamikeun asinan mah kadieu kadieu we, kapungkur mah seueur bule ti Jakarta nu meser teh, (namanya asinan jagung bakar, kalau asinan mah sekarang sekarang saja, dulu banyak bule ada juga dari jakarta)" katanya.
Namun seiring bertambahnya usia kini Ajum pun hanya bisa berdagang di gang aut.
Selain karena usianya yang sudah bertambah Ia pun sudah tidak mampu lagi memikul dagangannya.
"Diditu disana pas jalan Suryakencana biasanya disitu tahun 50-an, seksrang udah enggak bisa jualan jauh lagi," ujarnya.
