Puting Beliung Bogor
Warga Lihat Angin Berputar Kecang, Ini Penjelasan BMKG Bogor Soal Peristiwa Angin Puting Beliung
Peristiwa bencana alam yang terjadi di Kota Bogor menyisakan puing puing atap rumah yang berterbangan.
Penulis: Lingga Arvian Nugroho | Editor: Damanhuri
Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, BOGOR SELATAN - Peristiwa bencana alam yang terjadi di Kota Bogor menyisakan puing-puing atap rumah yang berterbangan.
Ribuan atap rumah hancur dan puluhan pohon berukuran besar tumbang dihantam oleh tiupan angin puting beliung yang terjadi pada Kamis (6/12/2018) dua hari lalu.
Tak sedikit warga yang menyaksikan kejadian bencana alam tersebut.
Bahkan beberapa warga mengabadikan peristiwa itu menggunakan kamera ponsel.
Susmoro (67) menyaksikan langsung bagaimana angin saling bertemu dari kedua arah dan kemudian menghamtam pohon beringin berukuran besar hingga tumbang.
Menurutnya, angin tampak berputar kencang dan saling beradu disekitar rumah warga.
Saat itu Susmoro yang sedang berada di dalam warung pun melihat angin datang dari wilayah Bogor Tengah dan Bogor Selatan yang kemudian bertemu di Jalan Lawang Gintung.
Akibat kejadian itu pohon beringin besar pun tumbang dan menimpa dua angkutan kota yang sedang melintas.
"Saya lagi di dalam warung, iya lihat angin dari sana (Pamoyanan) sama dari Sana (Sukasari), ada suara gemuruh terus kaya bruk gitu kencang terus pohon itu tumbang," katanya Kamis (6/12/2018) di lokasi kejadian.
Sementara itu Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bogor, Hadi Saputra mengatakan bahwa tiupan angin saat sudah turun ke bawah dari awan tidak bisa diprediksi.
Hadi menjelaskan bahwa angin puting beliung yang terjadi di Kota Bogor itu berasal dari awan Cumulonimbus (Cb) yang sudah cukup matang.
Menurutnya hal yang wajar jika warga menyaksikan angin datang dari beberapa wilayah.
Karena menurutnya angin puting beliung yang turun dari awan CB bisa turun di bebeberapa wilayah.
"Jadi sebenarnya dia itu awan Cumulonimbus pukul 15.00 WIB itu sudah matang dia, makanya pertaama itu petir kucup kencang, setelah itu petir sudah tidak ada baru angin kemudian bertiup itu, kan awannya satu, awannya besar jadi dia bisa turun di beberapa tempat dari awan itu," katanya Sabtu (8/12/2018).