Tsunami di Banten dan Lampung

Tergulung Tsunami Banten saat Nonton Seventeen, Slamet Mengaku Dengar Suara Bisikan Hingga Tersadar

Slamet Purwanto, saat ia itu tengah menikmati pertunjukan dari Band Seventeen di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten bersama ratusan karyawan PT PLN

Penulis: Damanhuri | Editor: Yudhi Maulana Aditama
Kolase TribunBogor/ATC/Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Slamet yang bekerja sebagai karyawan Staf Pemeliharaan gardu induk PLN ini merupakan korban selamat hantaman Tsunami yang menerjang Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam. 

TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Slamet Purwanto, salah seorang korban Tsunami Banten berhasil selamat saat air laut menyapu panggung dan warga yang tengah asik menyaksikan penampilan Band Seventeen di Tanjung Lesung, Banten.

Data sementara dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, hingga Senin (24/12/2018), pukul 07.00 WIB BNPB mencatat sebanyak 281 orang meninggal dunia akibat bencana Tsunami Banten dan Lampung.

Sementara itu, sebanyak 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi akibat tragedi Tsunami Banten dan Lampung.

Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak.

"Korban dan kerusakan ini terdapat di 5 kabupaten terdampak yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Senin (24/12/2018).

"Jadi, wilayah di Provinsi Banten dan Lampung yang berada di Selat Sunda," tambahnya.

Korban yang nyawanya berhasil tertolong yakni Slamet Purwanto menceritakan hal yang dialaminya ketika sedang berada disekitaran Pantai Tanjung Lesung menyaksikan penampilan Band Seveteen tiba-toba terjadi Tsunami Banten.

Bantah Karena Presiden, Deddy Corbuzier Beri Teori Alasan Terjadi Tsunami: Bumi Ingin Habisi Manusia

Kondisi daerah yang tersapu gelombang tsunami
Kondisi daerah yang tersapu gelombang tsunami (Dispen KoopsAU II / Andik Ali bersama Irwan Rismawan/Tribunnews)

Menurut Slamet Purwanto, saat ia itu tengah menikmati pertunjukan dari Band Seventeen di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten bersama ratusan karyawan PT PLN Transmisi Jawa Bagian Barat (TJBB) pada Sabtu (22/12/2018) malam.

Tak diduga, secara tiba-tiba, air laut naik dan merobohkan panggung pertunjukan.

"Pas musik di lagu kedua, tiba-tiba panggung roboh. Kita tidak melihat ada air atau apa. Panggung roboh, tenda roboh ke arah saya kan, saya tidak sempat menghindar dan langsung kena tiban," kata Slamet Purwanto.

Derasnya air laut yang menghantam panggung hingga tubuhnya itu membuat Slamet sempat tak sadarkan diri.

Anton Menjerit Histeris di RSUD di Lampung, Anaknya yang Masih Balita Ditemukan Meninggal

Bahkan, ia hanyut terbawa air yang diperkirakan olehnya hingga kurang lebih 1 kilometer dari bibir pantai Tanjung Lesung.

Di saat itu, Ia mengaku pasrah dan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan.

"Saat tidak sadar saya cuman terpikir, saya ikhlas jika harus dipanggil," ucapnya sambil berbaring lemah dirumah sakit mengutip Tribunnews.com.

Slamet yang bekerja sebagai karyawan Staf Pemeliharaan gardu induk PLN ini merupakan korban selamat hantaman Tsunami yang menerjang Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam.
Slamet yang bekerja sebagai karyawan Staf Pemeliharaan gardu induk PLN ini merupakan korban selamat hantaman Tsunami yang menerjang Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam. (Fransiskus Adhiyuda)

Namun, nyawa Slamet Purwanto masih tertolong meskipun sempat terhempas dan tenggelam di dalam air laut.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved