Tsunami di Banten dan Lampung
Sunenti dan Bayi 1 Bulan Selamat dari Tsunami Tanpa Luka Parah, Padahal Tertimbun Reruntuhan 11 Jam
Ibu dan anak bayinya ini tertimbun reruntuhan rumah mereka di Way Muli, Lampung ini lebih dari 11 jam.
Namun keajaiban datang, bahkan ia hanya menderita luka ringan.
Sedangkan putri bungsunya selamat tanpa luka sedikitpun.
• Kembaran Ifan Seventeen Ungkap Mimpi Herman Sebelum Meninggal Diterjang Tsunami : Digigit Ular
• Jokowi Disebut Hanya One Man Show Bukan Presiden Saat Tinjau Dampak Tsunami, Ini Respon Gibran
Masih melansir laman yang sama, Warga pesisir Kecamatan Rajabasa, khususnya Desa Way Muli Timur, Way Muli Induk dan Kunjir masih memilih untuk tetap tinggal di tenda pengungsian di kaki Gunung Rajabasa.
Sebab mereka masih khawatir akan kemungkinan adanya terjangan tsunami susulan.
Para warga hanya akan turun ketika siang hari untuk mengambil bahan makanan saja.
"Kalau siang, kita turun mengambil bahan makanan dan kebutuhan lainnya. Tapi kalau malam kita kembali ke tenda pengungsian," tutur Marsiti, warga yang mengungsi.
• Tribunnews.com dan ACT Galang Dana untuk Bantu Korban Tsunami Banten dan Lampung
Melansir Kompas.com, berdasarkan data hingga Rabu (26/12/2018) pukul 13.00 WIB, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah korban meninggal menjadi 430 orang.
"Update H+4, pada hari ini, Rabu 26 Desember 2018, tercatat total 430 korban meninggal," ujar Sutopo saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu (26/12/2018).
Korban meninggal paling banyak tercatat di Kabupaten Pandeglang yaitu 290 korban.
Kemudian, di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, tercatat 113 korbanjiwa.
Sementara, di Kabupaten Serang, Banten, tercatat ada 25 korban meninggal dunia.(*)