Jokowi Ingatkan Jangan Berselisih: Dalam Majelis Taklim Tak Saling Ngomong Karena Pilihan Presiden
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan kalau jemaah NU harus bersyukur karena Indonesia memiliki keberagaman suku, agama dan ras.
Penulis: yudhi Maulana | Editor: Yudhi Maulana Aditama
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Acara Harlah Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) yang ke-73 digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (27/1/2019).
Dalam acara Harlan NU tersebut dihadiri oleh ribuan jemaah NU dari berbagai daerah.
Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa juga hadir dalam acara ini.
Pelaksanaan Harlah Muslimah NU tahun ini diketuai oleh Yenny Wahid.
Beberapa hari lalu, Khofifah mengatakan, acara ini akan dihadiri ratusan ribu jemaah NU.
"Jadi Insya Allah lebih dari 100 ribu yang sudah mendaftar hadir," ujar Khofifah di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (25/1/2019).
Kegiatan ini sudah berlangsung sejak dini hari tadi dimulai dengan shalat tahajud dan shalat subuh berjamaah.
Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirad juga dijadwalkan akan memberikan sambutan pagi ini.
Dalam acara ini, Presiden Jokowi juga turut hadir di acar Harlam Muslimat NU dan turut memberikan sambutannya.

Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan kalau jemaah NU harus bersyukur karena Indonesia memiliki keberagaman suku, agama dan ras.
Ia juga mengatakan kalau jemaah NU harus mampu menghargai orang-orang pemeluk agama lain.
Selain itu, ia juga menyampaikan pesan kepada jemaah NU memasuki tahun politik ini.
"Pada kesempatan yang baik ini, saya titip, menjelang tahun politik, pemilihan bupati, walikota, gubernur, presiden, kalau sudah masuk hal yang bersidfat poltik kita sering lupa," kata Jokowi dalam tayangan Live Streaming Harlah Muslimat NU ke-73 yang disiarkan akun YouTube NU Channel.
• Akun Gibran Rakabumi Tweet Soal Bu Vero, Anak Jokowi : Cuitannya Kadang Ngawur
• PDI-P Siap Pasang Badan Bela Jokowi Terkait Laporan Kubu Prabowo
Ia melanjutkan, biasanya di tahun politik orang-orang yang berbeda pandangan politik akan berubah dna bahkan tak saling sapa.
Misal, seperti warga yang sebelumnya saling kenal karena berbeda pandangan politik malah jadi tak saling tegur.